POSMETROMEDAN.com-Terungkapnya penyekapan dan penyiksaan terhadap Roida br Tumorang tak lepas dari peran iparnya yang tinggal di Jakarta. Begitu mendapat kabar dari putri korban, sang ipar langsung mempostingnya ke Facebook.
Selain di postingan pribadi, si ipar secara khusus membagikan postingannya di laman Pemuda Batak Bersatu (PBB). Langkah ini dilakukannya dikarenakan dirinya merupakan Srikandi di lingkungan tempatnya tinggal.
Dalam postingannya itu, dia meminta bantuan kepada rekan juang khususnya di Tanjung Gusta, agar menolong serta mendampingi korban mendapatkan keadilan.
Tidak sekedar memposting, belakangan si ipar menghubungi Ketua PBB Ranting Tanjung Gusta, Nelson Batubara,SH dan meminta pendampingan langsung terhadap korban.
Atas permintaan tersebut, Nelson bersama Pungu Simanjuntak (Wakil), Hiras Situmeang (Sekretaris), serta dua anggota bergegas ke rumah Roida di Jalan Toba Permai. Namun setiba disana, ternyata korban telah diungsikan putrinya.
Sesaat mencari tahu keberadaannya, akhirnya PBB Ranting Tanjung Gusta bergegas ke Jalan Pelita, Perumahan Griya Alpukat Asri, Sei Mencirim, Sunggal. Setiba disana dan bertemu dengan korban dan keluarga, Nelson langsung memberitahu perihal tujuan kedatangan mereka.
Dalam kesempatan itu, Maylan br Simanjuntak selaku putri kandung Roida mengungkap jika dia dan keluarga sangat ingin membuat pengaduan ke polisi. Namun, korban (ibunya) justru menolak dengan alasan keamanan.
“Pelaku (BA) banyak uangnya. Dia juga banyak kenalan polisi. Udah itu, anaknya juga ada polisi. Takutnya kalau kami lapor polisi, kami nanti dicelakai sama keluarganya,” kata Maylan mengungkap alasan ibunya menolak diajak ke kantor polisi, dan lebih memilih berharap penganiayaan ini bisa diselesaikan secara kekeluarga.
Lanjut Maylan, walau korban menolak melapor, keluarga bersikukuh melanjutkan kasus penganiayaan ini ke jalur hukum. “Bisa nggak, keluarga yang membuat laporan?” tanya Maylan.
Nelson pun menjawab, “Bisa saja. Tapi alangkah baiknya jika pengaduan dilakukan langsung oleh korban. Sebab bagaimana pun, penyidik pasti akan meminta keterangan korban. Jika korban tidak memberikan keterangan secara jujur, takutnya laporan keluarga jadi sia-sia,” kata Nelson memberi masukan.
Mendengar masukan itu, Maylan menyebut ada ketakutan lain yang keluarga rasakan. Dimana, abangnya yang tinggal di luar kota telah mengetahui kejadian yang dialami Roida.
“Abangku emosi kali gitu dengar mamak diperlakukan seperti ini. Takutnya, abang pulang kemari dan mencari pelaku (BA) trus membunuhnya. Abang udah dendam kali,” beber Maylan.
Diungkap wanita berparas ayu ini, kemarahan dan dendam abangnya begitu juga keluarga bukannya tanpa alasan. Sebab, perbuatan seperti ini bukan pertama kali.
Penganiayaan berat juga pernah dilakukan BA terhadap ibunya beberapa waktu lalu. Bahkan ibunya sampai disetrum. Karena itu pula keluarga mereka sangat benci sama BA.
“Anak mana lah yang sanggup melihat mamaknya diperlakukan seperti binatang. Lihat lah, muka dan mata mamak sampai bengkak. Kaki dan tangannya penuh lebam. Kalau kita buka baju mamak ini, semuanya lebam dari mulai belakang sampai dada,” sedih Maylan.
Mendengar kesedihan Maylan, Nelson lantas coba memberi masukan dan pilihan kepada Roida. Wanita ini diminta untuk berpikir lebih jernih lagi, untuk memilih mempertahankan tidak melapor atau putranya nantinya malah melampiaskan dendam.
Sekitar setengah jam berpikir, Roida akhirnya setuju membuat pengaduan. Mendengar pernyataan si ibu, Maylan terlihat senang dan berharap nantinya pihak kepolisian menindak lanjuti laporan mereka dengan adil sesuai hukum yang berlaku.
“Jujur, aku juga takut dengan alasan mamak menolak membuat laporan polisi. Tapi aku dan keluarga yakin, kalau tidak ada tindakan hukum, hal serupa akan terjadi bahkan bukan tak mungkin bakal lebih fatal,” imbuh Maylan.
Tanpa membuang waktu, siang itu Roida dibantu berdiri dari tempatnya tergeletak. Selanjutnya, dengan didampingi putrinya serta beberapa kerabat, Roida dibawa ke Polsek Sunggal dengan menggunakan mobil sedan untuk membuat laporan pengaduan.
Tak lama setelah tiba di Mapolsek Sunggal, Roida langsung dimintai keterangan awal terkait penganiayaan yang dialaminya. Berselang sekitar satu jam, pihak keluarga diarahkan polisi untuk membuat visum ke RS Bina Kasih Sunggal.
Diberitakan sebelumnya, tiga hari menghilang pergi tanpa kabar, Roida br Tumorang ternyata disekap selama dua malam. Ia dipukul serta dipijak-pijak, bahkan nyaris dibunuh BA Sinaga.
Penganiayaan pertama kali terjadi di kediaman BA kawasan Jalan Bakti, Gaperta, Sunggal. Mirisnya, Roida di kunci dalam kamar dan dihajar habis-habisan.(ras)