Posmetromedan.com – RSUD Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara yang sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tidak mengalami defisit anggaran. Sementara, disisi lain, uang jasa tenaga medis belum dibayar karena keuangan pendapatan pendapatan rumah sakit mengalami kekosongan.
Direktur RSUD Doloksanggul dr Happy Suranta Depary mengatakan, bahwa RSUD Doloksanggul tidak ada mengalami defisit anggaran.
Happy menuturkan, itu dikarenakan semua anggaran yang dikelola mulai dari operasional tetap berjalan. Dan itu, dapat dilihat dari sisi pelayanan kepada pasien tidak mengalami kendala.
“Tidak ada defisit Pak, semua operasional RSUD sampai saat ini berjalan, sehingga tidak ada kendala pelayanan kepada pasien,” kata Happy menjawab melalui Kepala Dinas Kominfo Batara Siregar via WhatsApp, Selasa (27/2).
Disinggung, jika tidak defisit apa benar jasa tenaga medis belum dibayar, Happy enggan menjawab. ” Iya, dia (Happy-red) tidak bisa menjawab,” lanjut Batara via WhatsApp.
Lagi-lagi, Happy yang sudah dua tahun menjabat Direktur RSUD Doloksanggul menggantikan dr Netty Simanjuntak, juga tidak dapat menjawab ketika disinggung sekaitan pendapatan rumah sakit, berapa anggaran BLUD tahun lalu, dan berapa anggaran Pemkab untuk membiayai rumah sakit hingga pendapatan ke BLUD mampu membiayai kebutuhan rumah sakit, dari gaji tenaga kontrak rumah sakit, biaya perawatan, belanja obat, dan jasa tenaga medis.
Malah, Happy yang tidak dapat menjawab beralasan lagi repot. ” Disampaikannya lagi banyak kegiatannya lae,” sebut Batara.
Sebelumnya, Kassubag Keuangan RSUD Doloksanggul Heston Sibarani mengaku bahwa keuangan pendapatan rumah sakit lagi mengalami kekosongan sehingga belum dapat membayar uang jasa para tenaga medis sampai 5 bulan.
Menurut dia, ada sekitar Rp 5 miliar hutang rumah sakit kepada tenaga medis , selain piutang yang yang belum diklaim BPJS.
“Kebetulan memang uang kita belum ada di rek BLUD, memang ada keterlambatan ini sudah sampai 5 bulan,” kata Heston via telepon.
“Kira-kira 5 miliar , kira kira seperti itu. Tapi kan ada juga kita misalnya piutang yang belum diklaim BPJS,” katanya ketika disinggung jumlah nilai uang yang belum dibayarkan ke pada tenaga medis.
Sebelumnya Heston mengatakan, bahwa belum dibayarkan jasa tenaga medis, karena lebih mengutamakan pembayaran obat.
“Tidak mungkin duluan membayar jasa tapi obat obat tidak kita bayar. Apa lagi terbatas waktu membayar obat , misalnya sempat diclos perusahaan kalau tidak kita bayar dua bulan kita yang repot ke pasien, itu kendala nya. Yang pasti kalau ada uang di BLUD, karena sumber pendapatan BLUD itu, harus segera kita bayarkan dan kita tidak menahan-nahan terlalu lama,” kata Heston.
Namun, dari nilai jumlah uang sekitar Rp 5 miliar hutang kepada para nakes, pihaknya sudah membayarkan jasa umumnya hingga bulan 12 tahun 2023 lalu.
“Kalau jasa umum sampai bulan 12 sudah kita bayarkan Lae,” tambahnya.
Heston berharap, permasalahan ini dapat dibantu dari subsidi APBD. ” Harapan kita nanti kalau bisa dibantu dari subsidi APBD biaya operasional RS. Karena semua kita kan sudah dibebankan pendapatan BLUD, sementara kan tidak cukup lah, kira kira seperti itu lah,” harap dia. (*)
Reporter: Gamael
Editor: Maranatha Tobing