Jalan Penghubung Dua Desa di Langkat Putus, PT LNK Diam Aja

oleh

POSMETROMEDAN.com – Jalan penghubung dua desa putus total yakni, Desa Warno dan Desa Ujung Teran, Kecamatan Salapian, Langkat. Sementara PT LNK selaku pemilik lahan diam saja, sehingga masyarakat menjadi korban.

Putusnya badan jalan itu dikarenakan truk pengangkut buah sawit milik PT Langkat Nusantara Kepong, tepatnya di Avdeling III. Saat ini masyarakat di dua desa tersebut harus memutar jauh untuk pergi dan pulang ke desa mereka.

Keterangan diperoleh wartawan dari lokasi, genangan air yang tertampung di badan jalan sehingga menghantam gorong-gorong hingga pecah. Akibatnya, badan jalan putus total, Selasa (28/9)

BACA JUGA..  Korban Kebakaran di Santeong Sampaikan Terimakasih ke Robinsar Sinaga

Masyarakat di dua desa saat ini sangat mengharapkan tindakan dari pihak PT LNK. Tapi sampai saat ini management perusahaan sawit milik Malaysia itu tidak bereaksi.

Dijelaskan masyarakat, setiap saat truk pengangkut buat sawit milik PT LNK melintas disana.

Akibat ketidak-pedulian pihak perkebunan, masyarakat dan pemerintah desa memperbaikinya dengan gotong royong. Jembatan darurat pun dibuat. Batang pohon kelapa menjadi alternatif. Bagi warga, menjadikan batang kelapa sebagai jembatan darurat adalah opsi terakhir apalagi anak sekolah sudah aktif belajar di kelas.
Usman selaku Kepala Dusun 1 Desa Ponco Warno saat dimintai keterangan awak media, mengaku kesal terhadap PT LNK.

BACA JUGA..  SDN 1 Semadam Tidak Layak Dipakai, Kadis Dikbud Agara Dianggap Lalai

“Terkait putusnya badan jalan di wilayah PT LNK sama sekali terkesan tutup mata, tidak adanya sumbangsih dari perusahaan tersebut. Padahal jalan yang dilalui adalah urat nadi bagi mereka untuk pengangkut buah sawit,” kesalnya.

Kadus menambahkan, akibat jalan putus warga bergotong royong memperbaikinya. Pihak Desa pun harus mengeluarkan dana sebesar Rp5 juta untuk perbaikan jalan dengan bahan batang pohon kelapa, ujarnya.

BACA JUGA..  Kacabdisdik Apresiasi Kehadiran Pegawai di Hari Pertama Pasca Lebaran

Sementara, Pak Sembiring (52) salah seorang warga disana menuturkan pada awak Posmetro Medan, sangat kesal dengan sikap PT LNK.

“Kalaulah pihak perkebunan PT LNK tanggap, hal ini tidak akan terjadi. Pasalnya anak sungai maupun parit tersebut kian mengecil di lokasi perkebunan sawit. Setiap musim penghujan parit itu sering meluap ke badan jalan. Namun LNK seakan cuek, seharusnya mereka tanggap dengan hal itu. Kan gak mungkin kami berani mengerjakan apapun di tanah mereka,” kesalnya. (sut)