LOTIM-GN – Gempa susulan yang melanda Lombok Timur, membuat Nek Imah (70) kaget dan meninggal dunia.
Informasi diperoleh Senin (30/07-2018) pagi, pascagempa pertama melanda kawasan itu Minggu (29/07/2018) pagi, Nek Imah sebenarnya sudah berhasil dievakuasi dari rumahnya di Dusun Batu Jalik Desa Sembalun Bumbung. Saat beristirahat di tenda pengungsian, Nek Imah kaget lantaran gempa susulan yang dicatat sebanyak 203 kali kembali mengguncang kawasan itu pada Minggu malam sekira pukul 19.00 WITA. Diduga tak tahan menghadapi kondisi alam yang mencekam, Nek Imah akhirnya tewas di tenda pengungsian.
Kematian Nek Imah, menambah jumlah korban meninggal menjadi 14 jiwa. Berikut 13 korban jiwa yang berhasil diidentifikasi hingga Senin pagi. Di Kecamatan Sembelia tercatat 9 korban jiwa, Papuk Bambang (60) warga Sugian, Zahra (3) warga Dusun Bt Sila Desa Dara Kunci yang tertimpa tembok rumah, Adiatul Aini (27) warga Desa Medain, Herniati (35) warga Desa Medain, Firdaus (7) warga Mentareng Desa Obel-Obel,
Mapatul Akherah (7) juga warga Desa Obel-Obel, Baiq Nila Wati (19) warga Desa Madain, Herli (9) Desa Madain, serta Fatmirani (27) juga berasal dari
Desa Madain.
Sementara 4 korban jiwa lainnya yang tewas di Kecamatan Sembalun termasuk Nek Imah, tiga di antaranya adalah; Isma (30) mahasiswi asal Ampang Malaysia yang berwisata mendaki Gunung Rinjani. Lalu Inaq Marah (80) warga Kokok Putek Desa Sajang, Zainul (30) warga Makasar.
Sementara itu korban luka ringan dan berat dirawat di Lapangan Desa Obel-Obel mencapai 51, Pukesmas Belanting 62 dan di Pukesmas Sambelia korban luka berat dan ringan 9 masih dirawat.
Gempa juga merusak 114 rumah penduduk di Desa Dara Kunci dan Desa Sugian. Di Desa Obel-obel 144 unit, Desa Belanting 170 rusak berat dan 96 rusak ringan. Sementara di Sembalun rumah warga yang mengalami rusak parah hingga 25 unit. Rusak ringan, 100 unit. Hingga dua hari ke depan, pemerintah dipastikan belum akan mencabut status waspada gempa di kawasan tersebut. (Ung/net)