Dalami Kematian Wartawan di Karo, Kodam Periksa Koptu HB

oleh
oleh
TEGAS: Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian menegaskan anggotanya, Koptu HB tidak berkaitan dengan perjudian seperti yang dipublikasi Sempurna Pasaribu.

posmetromedan.com – Mencuatnya nama Koptu HB dibalik tragedy kebakaran yang menyebabkan sekeluarga tewas di Karo, membuat Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian, meradang.

Terlebih, kejadian tersebut telah menjadi perhatian nasional. Dan untuk memastikan kebenaran adanya kaitan anggotanya dengan keberadaan lapak jud, Kodam I Bukit Barisan memeriksa Koptu HB.

Dari hasil pemeriksaan, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian menyebut, personelnya tidak membuka perjudian seperti yang diunggah akun Facebook Rico Sempurna Pasaribu.

“Sudah diperiksa. Tidak benar buka lapak judi,” kata Rico melalui pesan singkat, Rabu (3/7/2024).

Sementara itu, sebelumnya Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun menurunkan tim laboratorium forensik.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan Polisi juga akan melakukan digital forensik terhadap telepon genggam korban. Hal ini dilakukan untuk mengusut ada tidaknya keterkaitan kebakaran rumah korban dengan aktivitas korban yang berhubungan dengan pekerjaannya.

“Kita tidak ingin lihat ada kaitannya atau tidak. Yang jelas apa isi dari hp (korban) selama itu bisa diketahui,” imbuhnya.

BACA JUGA..  Disangka Mau Maling, Seorang Pemuda Digimbal Warga Sekip

Sedikit berbeda, Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatra Utara, yang terdiri dari lembaga profesi jurnalis AJI Medan, IJTI Sumut, PFI Medan dan FJPI justru menemukan beberapa kejanggalan sebelum musibah kebakaran yang menimpa Sempurna Pasaribu dan keluarganya.

Menurut Koordinator KKJ Sumatra Utara, Array A Argus, dari hasil investigasi ditemukan sejumlah fakta bahwa lokasi perjudian yang diberitakan Sempurna berada di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Karo.

Pada 26 Juni, sehari sebelum tewas terbakar, melalui akun facebooknya dia juga membuat status adanya dugaan oknum TNI membuka lapak judi untuk keperluan Batalyon. “Dalam pemberitaan yang dimuat korban, dijelaskan ada keterlibatan oknum aparat berinisial HB,” kata Array dalam rilis yang tertulis, Selasa (2/7/2024).

Katanya, sebelum kebakaran terjadi, ada rentetan kasus antara Sempurna Pasaribu dengan oknum aparat berinisial HB tersebut. Dari informasi didapat, bahwa setelah berita tayang, ada oknum aparat yang menghubungi atasan korban, meminta agar berita yang tayang segera ditakedown. “Hanya saja, pihak perusahaan tidak mendelete berita itu,” ungkapnya.

BACA JUGA..  Tangan Pengedar Sabu Diborgol Polisi

Setelah pemberitaan muncul, pimpinan media Tribrata TV sempat menghubungi Sempurna Pasaribu. “Korban bilang, saat itu dirinya aman-aman saja. Namun, korban bercerita pada teman-temannya, bahwa dirinya merasa was-was setelah pemberitaan tersebut,” katanya.

Lalu korban dan rekannya mendapatkan ‘warning’ dari seorang ketua ormas di Kabupaten Karo, memberitahu bahwa mereka sedang diikuti dan meminta mereka tidak pulang ke rumah.

Sehingga korban memutuskan untuk tak kembali ke kediamannya selama beberapa hari. Korban juga sempat mengaku pada temannya ingin menginap di Polres Karo demi keamanan dirinya.

Lanjut Array, fakta lain terungkap, bahwa sebelum rumah korban terbakar, ternyata Sempurna Pasaribu sempat bertemu dengan HB. Mereka membicarakan perihal pemberitaan lokasi judi di media online Tribrata TV.

BACA JUGA..  Tukang 'Pompa' Ditahan 

Dalam pertemuan itu, HB meminta korban menghapus berita yang sudah tayang. HB juga meminta korban agar postingan di media sosial juga segera dihapus.

Namun korban menolak permintaan HB. Karena tidak ada kesepakatan, korban pulang ke rumahnya pada Rabu (26/6/2024) dinihari dengan diantar rekan seprofesinya.

Setelah rekan korban pulang, sekira pukul 02.30 WIB (sebelum kebakaran terjadi), sda yang melihat sekira lima orang pria berada di sekitar rumah korban dan kemudian pada pukul 03.00 WIB terjadilah kebakaran.

Pascakebakaran, sejumlah saksi diperiksa termasuk rekan korban yang mengantar pulang. Saat pemeriksaan, informasi menyebutkan penyidik sempat mengambil handphone milik saksi.

Saksi sempat menolaknya tapi handphone tetap diambil. Berikutnya, pesan dari ketua ormas yang sempat memberikan peringatan hati-hati, dihapus.

Fakta lainnya, putri korban juga mengaku merasa terancam saat dimintai keterangannya di Polres Karo. Itu diungkapnya saat Kapolda Sumut datang mengucapkan belasungkawa.(*)