Ribuan Ikan Keramba di Langkat Mati, Peternak Mengeluh

oleh
MATI : Sekitar 5 ton ikan sungai di keramba pembiakan milik Syaiful di Kabupaten Langkat mati, Senin (29/3/2021).(IST/POSMETRO MEDAN)

POSMETROMEDAN.com-Ribuan ikan di tempat pemeliharaan (keramba-red) milik Syaiful (48) warga Pulau Banyak, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat mati.

Ikan-ikan yang mati tersebut jenis Ikan Mas,Ikan Nila Bangkok, Ikan Patin, Gurami, Bawal dan Tawas. Ukuran ikan yang mengapung di keramba warga ini berbeda beda.

“Habis semua mati ikan yang dikeramba, mulai yang kecil sampai yang besar tidak ada yang tersisa,” ujar Syaiful yang tampak shock atas punahnya ikan peliharaanya tersebut, Senin (29/3/2021) pagi.

“Kemarin sudah banyak juga yang mati bang, kalau nggak salah ada dua kolam keramba. Tapi hari ini semuanya mati tak adalagi yang tersisa,” sambungnya seraya mengaku belum bisa menghitung kerugian yang diderita.

BACA JUGA..  19 Wanita Rawan Sosial, Terjaring Razia Satpol PP Tapteng dan Polsek Barus

Menurut Syaiful, banjir lumpur kali ini adalah yang terparah. Kalau selama ini setiap banjir lumpur ikan masih bisa diselamatkan, satu hari tidak diberi makan, besoknya ikan segar lagi.

Tapi banjir lumpur ini berbeda, ikan tak bisa bernapas karena insangnya dipenuhi lumpur. Syaiful mengaku tidak tahu apa yang terjadi di hulu sungai hingga menyebabkan banjir lumpur yang begitu dahsyat.

BACA JUGA..  Polres Tanah Karo Bongkar Sindikat Curanmor, 7 Tersangka Diringkus

Bila melihat fenomena ini, dalam satu tahun kedepan pasti kesulitan mendapatkan ikan sungai. Bayangkan saja, banjir yang terjadi di Sungai Batang Serangan itu menyebabkan sedikitnya 5 ton ikan mati dari berbagai jenis.

“Jadi saya rasa, Pemerintah harus turun tangan menyelidiki melalui dinas terkait. Sebenarnya ada apa di hulu sungai sana, kalau disebabkan erosi atau ada tebing yang runtuh sepertinya tidaklah separah ini,” lirih Syaiful.

Terpisah Ketua PWI Sumut H Hermansyah yang sempat singgah kepembesaran ikan milik Syaiful mengaku harus dilakukan penyelidikan oleh dinas terkait soal kematian ribuan ikan-ikan tersebut.

BACA JUGA..  DPRD Kota Tebing Tinggi Setujui Ranperda APBD 2025, Pj. Wali Kota Sampaikan Terima Kasih

“Ini harus diinvestigasi, dinas terkait harus turun menyelidiki dan membuat penelitian apa yang menjadi faktor penyebab kematian hewan-hewan air tadi,” kata Hermansyah.

Bisa jadi bukan karena faktor alam seperti tanah longsor. Melainkan adanya pembuangan limbah berbahaya secara sengaja.

“Untuk itu saya juga berharap kepada kawam-kawan wartawan untuk melakukan investigasi mencari tau penyebabnya. Masalah lingkungan ini jangan dianggap enteng,” tegas Hermansyah yang didampingi Sekertaris PWI Sumut Edu Tharir.(ril)