Posmetromedan.com – Cerita miris dan pilu datang dari pasangan lanjut usia (lansia) di Kabupaten Aceh Tenggara. Kehidupan kakek-nenek; Udin Mariga (71) dan Rani Piliang (68) sangat memprihatinkan dan membutuhkan uluran tangan dermawan yang baik hati.
Suami-istri yang telah renta diusia mereka, kesehariannya hidup dalam kekurangan sandang dan pangan. Kakek Udin Mariga hanya seorang tukang jahit pakaian sobek. Sementara istrinya, nenek Rani Piliang hanya bisa berharap dari hasil kerja suaminya untuk mengebulkan asap dapur mereka.
Cerita kehidupan pasutri lansia ini mengundang Posmetromedan.com untuk bertandang ke kediamannya di di Desa Pulo Latong, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara (Agara). Secara jarak, sebenarnya Kecamatan Babussalam tidak lah terlalu jauh dari ibukota Aceh Tenggara, Kota Kutacane. Walau tidak berjarak jauh dari Kota Kutacane, kehidupan pasutri lansia ini sangat menyedihkan.
Kakek Udin Mariga memulai cerita hidupnya kepada Posmetromedan.com. Mereka tinggal di rumahnya yang sudah sangat tidak layak untuk ditempati. Atap rumah tersebut sudah bocor di sana sini.
Penderitaan itu makin terasa bila musim penghujan tiba. Kakek Udin Mariga dan istrinya tidak bisa tidur seperti para tetangganya. Itu mereka alami karena hampir tiap sudut rumahnya kemasukan air hujan dari lubang-lubang atap rumahnya.
Kondisi itu sudah mereka alama selama 2 tahun belakangan ini. Kakek Udin Mariga selaku kepala rumah tangga tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki atap rumahnya. Pendapatnnya sebagai tukang jahit pakaian sobek tidak cukup untuk mengganti satu lembar seng. Jangankan untuk membeli seng, untuk membeli keperluan dapur pun tidak mencukupi.
Penghasilanku dari penjahit pakaian sobek ini tidak cukup untuk makan kami berdua, kata Kakek Udin Mariga membuka obrolan dengan Posmetromedan.com di kediamannya.
Tidak tiap hari ada warga yang menjahitkan baju atau celananya yang robek. Kadang ada tapi kadang tidak ada, ujarnya lagi kepada Posmetromedan.com, Sabtu (2/9/2023) pagi tadi.
“Kalau hujan turun tengah malam, terpaksa kami bersama istrinya harus bangun dari tempat tidur karena kehujanan akibat rumah banjir dan atap rumah yang sudah banyak bocor. Tak ada yang bisa kami lakukan kecuali beribadah kepada Allah SWT dan bersabar menghadapi semua itu”.
Kakek Udin Mariga mengaku tidak berharap muluk-muluk di usia yang sudah senja ini. Ia bersama istrinya ingin merasa tenang jika turun hujan, rumahnya tidak bocor lagi. “Kami memohon bantuan dari hamba Allah SWT yang memiliki kemudahan bisa membantu kami,” lirihnya.
Kakek Udin yang didampingi istri tercintanya mengaku selama ini rumahnya selalu didata untuk mendapatkan bantuan. Tapi sampe sekarang belum pernah mereka mendapatkannya.
“Rumah kami selalu didata untuk bisa mendapatkan bantuan, namun sampai hari ini tak juga mendapatkan bantuan,” sebut Kakek Udin.
Usai berbincang-bincang, Kakek Udin Mariga dan isterinya melalui Posmetromedan.com, berharap uluran tangan dermawan atau pun pemerintah untuk memperbaiki rumahnya.
Di tempat terpisah, Amri salah satu warga Aceh Tenggara yang peduli kaum dhuafa melalui Posmetromedan.com berharap pada semua pihak dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara agar dapat membantu keluarga ini secepatnya.
“Saya sudah ke rumah lansia tersebut dan melihat langsung kondisi keluarga lansia itu. Mereka sangat pantas dibantu dan untuk mendapatkan kehidupan yang layak diusia senja,” ujar Amri.
Pemerintah sudah menerbitkan perundang undang lanjut usia yang cukup memadai sebagai aturan kegiatan pelayanan kesejateraan lanjut usia seperti undang-udang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.
“Nah, namun pemerintah kabupaten Aceh Tenggara melalui Dinas Sosial atau dinas terkait lainnya harus sigap memberi bantuan kepada warga lansia yang harus dibantu,” sebut Amri. (*)
Reporter: Safrizal
Editor: Maranatha Tobing