POSMETROMEDAN.com – Ratusan mata telah berhasil dipulihkan. Tepatnya 827 mata kembali bisa melihat terangnya dunia. Itu semua berkat komitmen PT Agincourt Resources (PTAR) selaku pengelola Tambang Emas Martabe.
Komitmen itu dilakukan melalui gerakan baksi sosial operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia.” lewat tujuh putaran operasi di Tapanuli Selatan dan Kota Medan, Sumatera Utara, sepanjang September hingga November 2022.
Penderita Katarak yang berhasil dipulihkan pun beragam kelompok usia. Mulai dari bayi berusia 14 bulan hingga nenek berusia 90 tahun. Semuanya dilayani dengan profesional melalui tenaga medis yang berpengalaman di bidangnya.
Seorang penerima manfaat berusia 14 bulan, Mutiara Nur Olivia, menjadi pasien termuda di rangkaian operasi katarak gratis 2022. Ibunda Mutiara, Epaliani, mengaku sangat bersyukur atas operasi katarak gratis yang diterima anaknya.
Dari rumahnya di Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, ia bersama suami mengantar anaknya yang menderita katarak pada kedua matanya itu untuk menjalani operasi katarak di RS Mencirim 77 Medan.
“Saya dan suami sangat berharap agar Mutiara bisa melihat seperti teman-temannya yang lain. Benar-benar kami sangat terbantu dengan adanya operasi katarak gratis ini,” ujar Epaliani.
Epaliani dan suaminya, Pangihutan, awalnya sudah mengumpulkan uang untuk membawa Mutiara dioperasi. Uang tersebut berasal dari penghasilan Pangihutan sebagai buruh di perkebunan sawit. Dengan mengikuti operasi katarak gratis PTAR, dana yang sudah terkumpul itu akan dialihkan untuk membiayai pendidikan Mutiara kelak.
Selain Mutiara, Alfandi Wijaya yang berusia 11 tahun, warga Langkat, juga menjadi penerima manfaat operasi katarak gratis yang digelar PTAR. Alfandi diketahui menderita katarak saat usianya 4 bulan. Ia kerap menerima cibiran dari teman-temannya karena satu matanya katarak, apalagi ia tunarungu dan sulit berbicara.
“Saya ingin sekali Alfandi bisa melihat jelas, sehingga bisa belajar dan bermain sepakbola seperti anak-anak lainnya. Tetapi saya tidak punya biaya untuk operasi. Untunglah saya dengar Tambang Emas Martabe mengadakan operasi katarak gratis, jadi saya daftarkan Alfandi,” ucap ibunda Alfandi, Rohana.
Bertahun-tahun sudah Rohana menanti mata Alfandi normal melihat, tetapi ia tak berdaya karena terbatasnya biaya. Bebannya kian berat setelah suaminya meninggal dunia setahun lalu sehingga harus bekerja membuka toko kelontong demi menghidupi Alfandi dan tiga anak lainnya.
Sementara itu, Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menegaskan penerima manfaat yang menjalani operasi katarak pada tahun 2022 berasal dari berbagai kabupaten/kota, seperti Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Kepulauan Nias, Kota Medan, Deli Serdang, Asahan dan Langkat.
Sebanyak 20 pasien yang berdomisili di Tapanuli Selatan dengan kondisi khusus dibawa ke RS Mencirim 77 Medan untuk dioperasi.
“Pasien yang didatangkan ke Medan dengan disertai pendamping masing-masing tidak mengeluarkan dana sepeser pun, karena seluruh biaya transportasi dan akomodasi kami tanggung. Pasien yang didatangkan ke Medan ini salah satunya seorang anak berusia 14 bulan yang menderita katarak sejak lahir. Visi kami jelas, yaitu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh penerima manfaat,” ujar Katarina.
Katarina Siburian Hardono, juga menegaskan bahwa operasi katarak yang diadakan PTAR kepada warga pra-sejahtera penting dilakukan untuk menekan prevalensi buta akibat katarak yang cukup tinggi di Sumatera Utara.
Mengacu pada hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014-2016 saja, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia mencapai 1,9%, dengan sekitar 90% gangguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah.
Di Sumatera Utara saja, nyaris 80% kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi, yang menurut data Kementerian Kesehatan, sebagian warga Sumatra Utara tidak menyembuhkan katarak yang dideritanya karena alasan biaya.
“Kepedulian PTAR terbukti membawa perubahan langsung bagi kehidupan masyarakat yang hasilnya dapat dirasakan seumur hidup. Sejak 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.945 mata katarak. Khusus tahun ini saja, sebanyak 827 mata dioperasi, sekitar 75% di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan,” ucap Katarina. (*)
Reporter: Maranatha Tobing
Editor: Maranatha Tobing