POSMETROMEDAN.com – Tokoh masyarakat Sumatera Utara, H.Syahrul M. Pasaribu SH, menjadi narasumber tunggal dialog kebangsaan bersama Organisasi Kemahasiswaan (Kelompok Cipayung) yang dilaksanakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tapanuli Selatan-Padang Sidempuan.
Dialog bertema ‘Kepemimpinan Pemuda Dalam Membangun Bangsa’ itu digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 di aula Mega Permata Hotel Padang Sidempuan, Senin (31/10/2022) lalu.
Peserta diikuti pengurus dan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammidayah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (HIMMAH), Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul Aisyiyah (NA) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tapanuli Selatan-P.Sidempuan.
Dalam materi yang disampaikan, Syahrul Pasaribu begitu menguasai sejarah panjang pergerakan pemuda di Indonesia. Mulai dari berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, yang setiap tahun pada tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Kemudian Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dilanjutkan peristiwa Rengas Dengklok pada 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno dan Hatta agar mempercepat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Peristiwa 1966, pemuda bersatu melakukan aksi untuk mengoreksi kepemimpinan Orde Lama. Para pemuda pelaku sejarah itu disebut Eksponen 66 dengan semangat Tri Tura atau Tiga Tuntutan Rakyat.
Berikutnya ialah lahirnya Deklarasi Pemuda Indonesia tahun 1973 yang diawali dengan lahirnya kelompok Cipayung oleh pimpinan organisasi kemahasiswaan tahun 1972, bertujuan menghimpun dan mewadahi pemuda dan dari situlah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terbentuk. Selanjutnya adalah Reformasi 1998 sebagai koreksi terhadap perjalanan bangsa semasa orde baru yang juga dimotori mahasiswa dan pemuda.
“Ingat, pemuda, pembangunan dan masa depan bangsa adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pemuda melakoni banyak sejarah perjalanan bangsa ini. Wahai kalian pemuda, jangan pernah hilang nasionalisme dan patriotisme dari jiwa kalian,” tegasnya.
Mengenai kepemimpinan, Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021 ini berpesan, apapun pekerjaan dan jabatannya, cintai dan tekuni itu, harus berpikir jauh kedepan (visioner). Berdayakan semua potensi yang ada. Konsekwen terhadap sikap konsistensi sehingga terhindar dari sifat khianat, karena semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
“Bekerja harus fokus pada target, bukan yang bersifat seremoni dan bertujuan pencitraan sehingga membuahkan hasil yang baik dan terukur. Jangan jama-jama goreng (pegang sana, pegang sini tapi tidak ada yang tuntas sehingga keberhasilannya tidak dapat dinilai secara terukur) dan jangan melupakan almamaternya atau jangan lupa kacang pada kulitnya,” pesan Syahrul.
Merespon Sambutan Ketua IMM Padangsidimpuan (Psp) -Tapsel, P Tondi Lubis melalui Sekretarisnya Fatrah Yunus Harahap dan Sekretaris Korda Fokal IMM Irfan Adi Saputra, mengenai pengalaman suksesnya dua periode memimpin. Dimana, hingga mereka dan berbagai kalangan masyarakat, menggelar sebagai ‘Tokoh Pembangunan Tapanuli Selatan’, Syahrul Pasaribu menyebut, pemimpin itu harus tahu tupoksinya, menguasi RPJM Daerahnya, sehingga memahami target dan sasaran yang hendak dicapai secara terukur. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui territorial daerah yang dipimpin dan ‘harus pintar merasa bukan merasa pintar’, serta selalulah pemimpin itu dekat dengan rakyat.
“Jika engkau membumi dengan rakyat, maka segala kebutuhan mereka akan berupaya engkau penuhi melalui pembangunan sesuai skala prioritas. Program pembangunan yang dilaksanakanpun, pastinya akan murni bersumber dari aspirasi rakyat, dengan demikian kesejahteraan rakyat dari waktu kewaktu dapat meningkat secara signifikan dan kemiskinan dapat berkurang sebagaimana tujuan berbangsa dan bernegara,” terangnya.
Karena itu, Wakil Ketua Wantim Golkar Sumut itu menghimbau semua pemimpin daerah, untuk menjadikan rakyat sebagai urat nadi kehidupan. Kemudian menjalin komunikasi yang intens, dengan pemerintah atasan, karena sumber anggaran dan kue-kue pembangunan itu banyak di sana. Menjalin sinergitas dengan DPRD dan Forkopimda serta stakeholders lainnya, sehingga setiap program pembangunan dapat berjalan lancar, tepat waktu dan tepat sasaran, dengan mempedomani regulasi yang berlaku.
Syahrul Pasaribu yang mengawali karirnya dari aktivis mahasiswa, pemuda dan politisi ini mengingatkan seluruh peserta dialog, selagi masih muda maka gali dan berdayakan segala potensi, yang ada pada diri masing-masing.
“Rugilah seorang anak muda yang saat duduk diperguruan tinggi, tidak memantafkan diri dengan berorganisasi. Bukan mendikotomi, ini terbukti dari kondisi objektif, daya kritis serta daya analisisnya berbeda dengan yang lain, ketika mereka berkiprah ditengah-tengah masyarakat,” terangnya.
Dijelaskannya, bahwa setelah keluar dari organisasi kemahasiswaan, biasanya cenderung lebih berhasil dari yang tidak berorganisasi. Pemuda sangat menentukan masa depan bangsa, maka belajar dan tempahlah diri menjadi seorang pemimpin.
“Dialog ini sangat banyak menambah pengetahun, yang nantinya sangat bermanfaat dalam mengarungi masa depan yang penuh tantangan tetapi juga penuh dengan harapan. Mudah-mudahan nantinya dari ruangan ini lahir para tokoh, pengusaha dan pemimpin,” harapnya.
Para intelektual muda dari Tapsel dan Kota Psp yang menjadi peserta dialog saat itu, begitu semangat dan serius mendengarkan penyampaian Syahrul Pasaribu.
Tak heran ketika moderator membuka sesi tanya jawab, mereka berlomba-lomba hunjuk tangan untuk menyampaikan berbagai pertanyaan termasuk memintanya untuk mencalon anggota DPR RI pada Pemilu 2024.
Pada peetemuan itu, Syahrul menjawabnya dengan telaten.Seraya merespon dorongan dari peserta dialog, agar mencalonkan di DPR RI.
“Pencalonan di Partai Golkar ada mekanisme, Kita tunggu saja,” katanya.
Pada closing statement ia berpesan, bahwa mahasiswa dan pemuda sekarang, harus mampu mengikuti derasnya perkembangan zaman dan IT.
“Namun begitupun, nasionalisme dan patriotisme jangan pernah hilang dari jiwamu,” pesannya.
Dipenghujung acara, Syahrul menyerahkan Buku Kaleidoskop Dua Periode Kepemimpinan Bupati Tapsel, kepada para ketua organisasi kemahasiswaan yang hadir saat itu, disaksikan, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel M Rawi Ritonga. (*)
Reporter: Amran Pohan
Editor: Maranatha Tobing