Kritik Jokowi Lewat Doa Romo Syafi’i Ternyata…

oleh
foto : int.

SIMALUNGUN-GN
Beda ucapan dari perbuatan. Begitu kebanyakan perilaku para pejabat negeri ini. Anggota DPR-RI Komisi III dari Fraksi Gerindra, Romo Raden Syafi’i, ternyata jauh dari kategori itu.

Nama Romo Raden Syafi’i, belakangan ini banyak jadi perbincangan. Tak hanya di kalangan tokoh nasional, tapi sampai ke tingkatan masyarakat awam di segala pelosok negeri. Berawal dari doa yang disampaikannya spontan pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016-2017 di hadapan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan jajaran Kabinet Kerja, Selasa 16 Agustus 2016 silam. Bait doa paling menohok disampaikan Romo, yakni meminta agar pemimpin negeri ini segera bertaubat. Romo memandang dari sudut kepentingan masyarakat yang kian terabaikan. Kemiskinan, gejolak hukum yang terus menimbulkan kegaduhan, serta beragam persoalan sosial yang tak kunjung terselesaikan oleh pemimpin negeri ini. Arti kata pemimpin, jelas Romo mengarahkan kepada Presiden Jokowi. Dari situlah nama Romo membumi. Bahkan, video saat pembacaan doa ketika itu, viral di dunia maya. Banyak pihak memuji keberanian Romo kala itu. Tapi, tak lantas menjadikannya besar kepala.

Ketika berkunjung ke Siantar-Simalungun Provinsi Sumatera Utara, Romo justru memperlihatkan kesederhanaan. Berbagai lokasi kunjungan kedatangannya, Romo bahkan tanpa pengawalan dari aparat Kepolisian. Jalur lalu lintas yang dilewatinya pun tak pakai sirine apalagi voorijder. Padahal jika pejabat sekelas Romo berkunjung ke Siantar-Simalungun, fasilitas pengawalan kerap terlihat. Menurut orang dekat Romo, pengawalan bisa saja diminta dari pihak Kepolisian. Akan tetapi, Romo tak terpikir untuk hal itu. “Beliau sangat merakyat. Bagi beliau, mendatangi rakyat sama dengan mendatangi saudaranya. Jadi untuk apa pengawalan segala,” ungkap pria ini minta namanya tak dipublis. (Ung)