JR Diploroti Erry

oleh

SIMALUNGUN

Elektabilitas Bupati Simalungun JR Saragih, secara tak langsung diploroti Tengku Erry Nuradi pasca mencuatnya isu pungli pemberkasan tunjangan sertifikasi guru.

Demikian diuraikan pengamat Politik Siantar-Simalungun, Iren Sitorus, Senin (12/6/2017) pagi. “Secara tidak langsung, ini menjadi poin menguntungkan bagi Tengku Erry sebagai rival JR di Pilgubsu 2018 mendatang,” tegas Iren.

Alasannya sambung Iren, pengakuan guru-guru SMA yang sudah bergabung ke Provinsi Sumut. Dalam pemberkasan pencairan tunjangan sertifikasi, mereka sudah tak merasakan lagi pungli sepeser pun. Tidak seperti saat masih di bawah naungan Pemkab Simalungun.

BACA JUGA..  Korban Kebakaran Terima Kunci Bedah Rumah dari Pj Bupati Langkat

“Guru-guru SMA yang kini sudah di bawah naungan provinsi, pada bergembira karena tak lagi menjadi korban pungli sekarang ini. Sewaktu mereka masih di bawah naungan Pemkab Simalungun, saban pemberkasan tunjangan sertifikasi, mereka juga tak luput dari pungli” tutur Iren.

Dengan begitu lanjut Iren, citra positif Tengku Erry Nuradi meningkat di mata guru-guru. Sementara JR Saragih, justru dibuat melorot. “Kalau JR Saragih masih tutup mata dengan aksi pungli di Dinas Pendidikan Simalungun, maka dapat dipastikan JR akan terpuruk,” prediksi Iren menutup pembicaraan.

BACA JUGA..  Kadis Peternakan dan Pertanian Langkat Tegaskan Pengelolaan Anggaran dan Bantuan Sesuai Prosedur

Sementara sejumlah guru SMA yang berhasil diwawancarai GOBERNEWS, mengakui jika pasca bergabung dengan Provinsi Sumut, pemberkasan sertifikasi tak terjadi pungli. “Tak ada bang. Sepeser pun tak ada. Dulu waktu di bawah naungan Pemkab Simalungun, memang wajib bayar dulu untuk pemberkasan. Syukur kali sekarang ini di bawah pemprov, kami tak merasakan lagi pungli,” kata guru SMA di Raya Kabupaten Simalungun.

BACA JUGA..  WNA Myanmar Diserahkan ke Imigrasi Medan

Sebelumnya, tersiar pengakuan guru SD jika Disdik Simalungun, mengoo ribuuang sebesar Rp 400.000,- untuk pemberkasan tunjangan sertifikasi. Kadisdik Simalungun Resman Saragih, enggan mengomentar i keluhan guru tersebut. (Ung)