Peru Darurat Kriminalitas

oleh
oleh

posmetromedan.com – Otoritas Peru menetapkan keadaan darurat di ibu kota Lima sejak Minggu (16/3) malam waktu setempat. Keadaan darurat ini ditetapkan saat rentetan tindak pembunuhan yang terkait pemerasan marak di ibu kota negara tersebut.

Langkah menetapkan keadaan darurat itu, seperti dilansir AFP, Senin (17/3/2025), diambil setelah penyanyi terkenal Peru bernama Paul Flores ditembak mati oleh pembunuh bayaran.

Para pembunuh bayaran itu menyerang bus yang ditumpangi Flores bersama rekan-rekan bandnya saat mereka meninggalkan lokasi konser di luar Lima pada Minggu (16/3/2025) dini hari.

BACA JUGA..  Badai Pasir Hantam Irak, Ribuan Orang Opname

Menurut perwakilan mereka, para musisi Peru itu telah mendapat ancaman dari geng kriminal setempat, yang berusaha melakukan tindak pemerasan terhadap mereka. Sejauh ini belum dilakukan penangkapan terkait pembunuhan musisi Peru tersebut.

“Telah diperintahkan bahwa dalam beberapa jam ke depan, keadaan darurat ditetapkan di seluruh Provinsi Lima dan provinsi konstitusional Callao,” demikian seperti diumumkan kepala kabinet kementerian Peru, Gustavo Adrianzen, dalam pernyataan via media sosial pada Minggu (16/3/2025) tengah malam.

BACA JUGA..  Bangunan 4 Lantai Runtuh, 11 Orang Tewas

Meskipun pemerasan merupakan masalah bagi banyak negara di kawasan Amerika Latin, tindak pidana ini telah mencapai proporsi yang mengkhawatirkan di Peru.

Fenomena maraknya tindak pemerasan di Peru sebagian disalahkan pada geng-geng kriminal, seperti Tren de Aragua di Venezuela yang juga beroperasi di beberapa negara Amerika Latin lainnya. Sejak Januari lalu, menurut laporan media lokal, lebih dari 400 pembunuhan telah dilaporkan di negara tersebut.

Tahun lalu, Peru menetapkan keadaan darurat di beberapa bagian ibu kota dan mengerahkan personel militer sebagai respons atas rentetan pembunuhan terhadap para pengemudi bus yang menjadi korban sindikat pemerasan.(dtk)