Pemberontak Kuasai Bandara Kongo

oleh
oleh

posmetromedan.com – Perang saudara di Republik Demokratik Kongo (DRC) semakin memanas. Kelompok pembereontak M23 berhasil menguasai bandara di kota terbesar di Kongo Timur, Goma, pada Selasa (28/1/2024).

Keberhasilan kelompok pemberontak mengambil alih bandara tersebut berpotensi memutus jalur utama bantuan untuk menjangkau ratusan ribu orang yang mengungsi. Kelompok ini sebelumnya telah merebut kota tersebut dalam sebuah serangan yang menyebabkan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan.

Para pejuang M23 bergerak ke Goma pada hari Senin dalam eskalasi terburuk sejak tahun 2012 dari konflik tiga dekade yang berakar pada dampak panjang dari genosida Rwanda dan perjuangan untuk menguasai sumber daya mineral yang melimpah di Kongo.

Di ibukota Kongo, Kinshasa, 1.600 kmsebelah barat Goma, para pengunjuk rasa menyerang kompleks PBB dan kedutaan besar termasuk dari Rwanda, Prancis dan Amerika Serikat, Mereka mengekspresikan kemarahan atas apa yang mereka katakan sebagai campur tangan asing. Para penjarah menjarah kedutaan besar Kenya.

Melansir Reuters, Goma adalah pusat utama bagi orang-orang yang mengungsi akibat pertempuran di tempat lain di Kongo timur dan kelompok-kelompok bantuan yang ingin membantu mereka. Pertempuran tersebut memaksa ribuan orang keluar dari kota tersebut, termasuk beberapa orang yang baru-baru ini mencari perlindungan di sana dari serangan M23 sejak awal tahun ini.

Tepat di seberang perbatasan di Rwanda, truk-truk menurunkan sejumlah besar orang yang melarikan diri dari Goma bersama anak-anak mereka dan bungkusan harta benda yang dibungkus dengan kain.

Pemerintah DRC dan kepala penjaga perdamaian PBB mengatakan bahwa pasukan Rwanda berada di Goma untuk mendukung sekutu mereka, M23. Rwanda mengatakan bahwa mereka mempertahankan diri dari ancaman milisi Kongo, tanpa secara langsung mengomentari apakah pasukannya telah menyeberangi perbatasan.

Penduduk Goma dan sumber-sumber PBB mengatakan bahwa puluhan tentara telah menyerah, namun beberapa tentara dan milisi pro-pemerintah masih bertahan.

Warga di beberapa lingkungan melaporkan kontak tembak dan beberapa ledakan keras pada Selasa pagi.

Sebagian besar pertempuran terkonsentrasi di sekitar bandara, dan pada Selasa sore beberapa sumber diplomatik dan keamanan mengatakan bahwa pemberontak M23 telah menguasai bandara tersebut, yang membuat mereka bertanggung jawab atas penghubung vital ke dunia luar.

“Melalui bandara inilah PBB, kelompok-kelompok kemanusiaan, pasukan penjaga perdamaian, dan bahkan tentara Kongo memasukkan pasokan,” kata peneliti Kongo Christoph Vogel.(cnn)