Paslon Kerap Sebarkan Berita Hoak dan Fitnah, Dewata Sakti: Tak Patut Menjadi Pemimpin di Sumut

oleh
Aktivis Muda Muhammadiyah, Dewata Sakti.

POSMETRO MEDAN – Pilkada serentak diseluruh wilayah Indonesia akan dilakukan kurang dari 1 bulan. Seluruh pasangan calon berlomba-lomba untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing dan mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Pemilihan umum yang biasa digadang-gadang sebagai “pestanya rakyat” harus berjalan dengan sehat dan beretika. Ditengah-tengah kegiatan kampanya pasanga calon selalu berupaya menyampaikan visi-misi mereka. Namun, tidak sedikit pasangan calon yang melakukan “pembunuhan karakter” terhadap paslon lain dengan melakukan fitnah, penyebaran berita hoax, dan penggiringan opini.

Hal demikian hampir terjadi di seluruh wilayah tak terkecuali Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan masa kampanye tidak jarang paslon melakukan fitnah yang tidak berdasar terhadap paslon lain. Ini merupakan contoh buruk dalam pelaksanaan demokrasi dan dapat mencoreng pestanya rakyat. Sebagai pemilih kita semua harus cerdas dalam menentukan pilihan, karena nasib Sumatera Utara 5 tahun kedepan ada ditangan kita. Kita harus cermat dalam menyikapi setiap berita hoax, tuduhan, bahkan fitnah yang dilakukan salah satu paslon, yang semuanya merupakan tuduhan tidak berdasar.

BACA JUGA..  Terkait ASN Dan 2 Warga Tersangka Politik Uang, Ketua Bawaslu : Soal Diskualifikasi Paslon Bisa Jika Terbukti 

“Sumatera Utara merupakan bagian penting dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045. Untuk memilih pemimpin yang baik kita bisa melihatnya selama masa kampanye ini. Paslon yang selalu melakukan fitnah tanpa dasar, menyebarkan berita hoax, dan arogan tidak patut menjadi Pemimpin Sumatera Utara.” ujar Aktivis Muda Muhammadiyah, Dewata Sakti.

“Arogansi merupakan tindakan yang tidak beretika. Kita melihat ada salah satu paslon GUBSU yang cukup aragon selama masa jabatannya. Dimulai dari aksinya menjewer seorang pelatih biliard yang kita rasa tindakan tersebut sangat merendahkan martabat seseorang, Komunikasinya dengan para wartawan yang begitu arogan ketika dihadapkan dengan pertanyaan dan sampai kepada aksinya yang mengajak aktivis untuk berkelahi dikala menyampaikan pendapat. Ini merupakan contoh calon pemimpin yang tidak baik dan tidak beretika. Sudah sepatutnya sebagai pemilih yang cerdas kita tidak memilih paslon seperti ini.” tambah Dewata Sakti

BACA JUGA..  Tim Hukum Paslon Laporkan KPU Ke Bawaslu Deliserdang

Dalam melaksanakan masa kampanye, Dewata bilang, seharusnya setiap paslon menyampaikan visi dan misi mereka dalam membangun SUMUT, bukan malah melakukan ujaran kebencian dan fitnah.

“Fitnah dan ujaran kebencian bukan merupakan bagian dari pemilu, bukan termasuk seni dalam berpolitik dan juga merupakan tindakan tidak beretika dan tercela. Sudah semestinya kita tidak boleh membiarkan SUMUT dipimpin oleh orang seperti ini. Sumut merupakan daerah multi etnis, maka harus dilakukan pendekatan yang baik kepada para tokoh, pemuda, mahasiswa, dan rakyat untuk sama-sama membangun SUMUT. Arogansi tidak diperlukan di SUMUT, Mari sama-sama kita gaungkan Gerakan Perbaikan Sumut Tanpa Pemimpin Arogan,” pungkas Dewata Sakti. (red)