posmetromedan.com – Pengakuan mengejutkan disampaikan Edward Manurung, saat puluhan orang datang menangkap putranya, Doli Manurung terkait kasus penganiayaan terhadap anggota TNI.
Tidak hanya merusak rumah dan menghajar putranya hingga babak belur, sekelompok pria berambut cepak yang datang juga mengambil beberapa barang. Parahnya lagi, setahu bagaimana, uang Rp40 juta turut raib.
Menurut Edward, anaknya ini dijemput paksa dan sempat dianiaya di lantai tiga rumahnya yang berada di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat.
“Rumah sudah hancur, dihancuri segerombolan itu. Begitu kuatnya pintu besi dibobol, naiklah orang itu ke atas ke lantai tiga, dihantamilah si Doli di situ,” kata Edward, Rabu (7/8/2024).
Katanya, pasca di datangi oleh puluhan orang ini sejumlah barang-barang di dalam rumahnya hilang termasuk uang senilai puluhan juta rupiah.
“Laptop, handphone, duit tabungan Rp 40 juta hilang semuanya. Uang itu padahal setoran parkir ke atasannya (Doli),” sebutnya. “Habis diobrak abrik semuanya, porak-poranda. Lemari juga porak-porandakan dibongkar. Doli dipukuli dari lantai tiga sampai ke bawah, darah semua. Masih ada darahnya nggak gak kami lap,” sambungnya.
Edward mengatakan, terkait kasus penganiayaan hingga sejumlah barang termasuk uang yang hilang, telah dilaporkan ke Polrestabes Medan.
“Sudah buat laporan istri saya ke polisi, soal penganiayaan itu. Tolonglah ditegakkan hukum yang adil, jangan main hakim sendiri,” pungkasnya.
Terkait kronologi penganiayaan terhadap anggota Yonif 100/PS Prada Defliadi, Edward menyebut semua bermula dari salah satu diskotek di Kota Medan.
Edward mengatakan kejadian itu berawal pada Sabtu (3/8/2024). Saat itu, Doli datang ke salah satu diskotek di Jalan Putri Hijau. Awalnya terjadi cekcok antara teman Prada Defliadi dengan rekan dari Doli.
Informasi terkait cekcok di tempat hiburan malam itu, kata Edward, diperolehnya dari Doli dan teman-teman Doli.
“Awalnya, jumpa salah satu tentara, ada kawannya mengenalkan. Saya pun kurang tahu persis. Berantam di tempat diskoteknya itu. Dia (Doli) waktu mau bayar bill sudah dilihatnya ribut,” kata Edward, Rabu (7/8/2024).
“Kawannya (Doli) yang ribut sama TNI ini karena dia (Doli) ketua di situ, dialah yang dikenal orang. Dia (Doli) dipukul dan sempat berantam dia, dipukul pakai kursi, jatuh dia,” sambungnya.
Setelah Doli tergeletak, kata Edward, anggota dari Doli membawa Doli pulang. Saat kejadian itu, Doli sudah dalam keadaan mabuk. “Dibawa lah dia (Doli) pulang, sudah tergeletak dia, dia sudah mabuk,” jelasnya.
Kemudian, pada Minggu (4/8/2024) sekira pukul 10.00 WIB, Edward didatangi oleh istrinya untuk menyampaikan bahwa Doli dibawa oleh sejumlah orang. Saat kejadian, Edward mengaku sedang tidak berada di rumah mereka di Jalan Orde Baru.
Saat itu, kata Edward, ibu Doli juga sedang pergi keluar mengambil baju laundry. Setibanya di rumah, istrinya melihat ada sekitar 30 orang yang datang dengan menaiki lima mobil.(net)