POSMETROMEDAN.com-Merasa pengaduannya kurang direspon pihak kepolisian, Masnida (47) curhat kepada wartawan perihal bagaimana suaminya, Aprida Sopyan (47) bisa jadi pasien di panti rehabilitasi yang dikelola Susi.
Dikatakan, suaminya mengalami depresi berat. Berbagai upaya telah mereka lakukan untuk kesembuhannya. Namun Sopian tetap tidak bisa sehat seperti semula.
Belakangan, suaminya itu kerap menimbulkan keresahan. Mengingat warga sekitar tempat tinggal mereka sudah resah, pihak keluarga akhirnya memutuskan memasukkan Sopian ke rumah sakit khusus.
Begitulah, Sopian lalu dibawa ke tempat pengobatan di Jalan MT. Haryono, Binjai Utara. Tapi karena suatu hal, mereka tidak jadi berobat disana.
Belakangan, pihak keluarga sepakat memasukkan Sopian ke Lembaga Hidayah Wampu. Berikutnya, mereka menghubungi Susi selaku pengelola lembaga (panti). Setelah sepakat, Susi didampingi pengawainya menjemput Sopian ke Binjai pada Rabu 16 Desember 2020.
“Kami memberikan dana administrasi sebesar Rp5 juta dan uang makan selama sebulan Rp500 ribu,” sebut Masnida sembari menyebut, pihak lembaga juga meminta mereka membuat surat pernyataan tidak menuntut jika pasien meninggal dunia.
Sepekan kemudian, Masnida berkomunikasi dengan Susi. Dalam obrolan tersebut, aku Masnida, Susi meminta bekal makanan dan alas tidur untuk suaminya.
“Bekal dan alas tidur saya kirim ke Toko Perabot Abadi, Jalan T Amir Hamzah, Binjai. Lokasi pengiriman sesuai petunjuk Bu Susi,” bebernya.
Tak lama setelah pengiriman bekal dimaksud, pihak panti memberitahu jika Sopian hilang. “Alasan mereka, suami saya kecewa merasa sudah tidak dianggap keluarga,” kata dia.
Belakangan, Susi menyebut Sopian kabur setelah berkelahi di panti lembaga. Dua alasan berbeda itulah yang membuat Masdina curiga, hingga akhirnya memutuskan membuat pengaduan ke Polsek Salapian.(ted/pmg/ras)