POSMETROMEDAN.com – H. Syahrul M. Pasaribu, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) periode 2010-2015 dan 2016-2021 dinilai merupakan sosok di balik pembangunan Jalan Nasional Koridor Pantai Barat, yang melintasi Kabupaten Tapsel dan Mandailing Natal (Madina).
“Saya tahu dan semua warga di sini mengakui peran besar pak Syahrul Pasaribu,” ungkap Nuar Gea, warga Desa Bukkas Malombu, Kecamatan Angkola Sangkunur, Jumat (7/4/2023), pada Safari Ramadhan Golkar Tapsel di Masjid Nurul Iman, Bukkas Malombu.
Hadir Ketua Golkar Tapsel H. Rahmat Nasution, dan anggota FPG DPRD Tapsel Zulkarnain Dalimunthe.
Disebut, warga sangat berterimakasih kepada Syahrul Pasaribu, atas pembangunan Jalan Nasional di Tabagsel, yakni ruas Batang Toru-Rianiate/Aek Rambe-Singkuang (Madina) yang sudah sejak lama berlangsung dan terus berkesinambungan.
“Bagaimana alur prosesnya kami tidak ketahui. Yang kami tahu, jalan itu hadir atau dibangun atas perjuangan dimasa pak Syahrul Pasaribu memimpin Tapsel. Tinta sejarah telah menuliskan itu,” tegasnya.
Bagi seluruh masyarakat Angkola Sangkunur, menurutnya, pembangunan infrastruktur jalan itu sehingga menjadi sangat layak telah membuat roda perekonomian di daerah itu menggeliat.
Warga yang berprofesi petani dapat tersenyum karena pendapatannya meningkat. Komoditas hasil pertaniannya terjual dengan harga sesuai dan menghindarkan mereka dari jerat tengkulak.
“Dulu nilai jual hasil pertanian di sini cenderung ditentukan para pengepul (toke). Alasan medan jalan sulit untuk pengangkutan dari kampung kita menuju perkotaan selalu dijadikan dalih untuk menego harga jadi rendah,” kenang Nuar.
Kondisi infrastruktur jalan yang tidak memadai itu juga berimbas terhadap kebutuhan pokok yang setiap hari dikonsumsi warga. Mau tidak mau mereka harus legowo terima kondisi itu.
“Pokoknya ketika itu semuanya serba sulit. Dan kondisi itu harus kami rasakan bertahun-tahun lamanya,” ujar Nuar, yang mengaku bermukim di Desa Bukkas Malombu sudah lebih 35 tahun.
Tokoh masyarakat Bukkas Malombu Namsir Siregar membenarkan hal itu. Ia juga bercerita, dulunya warga yang hendak bepergian ke luar daerah, baru keesokan harinya kembali.
“Karena kalau langsung berulang (pulang) ke kampung di hari yang sama akan merasakan kecapean, disebabkan goncangan jalan rusak pada saat menempuh perjalanan dan sampai kembali dikampung sudah tengah malam ditengah kegelapan karena lampu jalan belum ada sama sekali,” ceritanya.
Jika mengenang masa-masa sulit itu, ungkap Namsir, warga masih merasa keadaan jalanan yang mulus dan lebar, seperti sekarang masih sebuah mimpi tidur tetapi menjadi kenyataan, walaupun belum sempurna secara keseluruhan.
“Terimakasih pak Syahrul Pasaribu dan juga pak Rahmat, yang sudah mendorong dan mengawal pembangunan jalan nasional, dipadukan, dengan pembangunan jalan strategis kabupaten yang menghubungkan dua kecamatan yaitu Bukkas Malombu Kecamatan Angkola Sangkunur dengan Gua Asom Kecamatan Angkola Selatan, walaupun secara keseluruhan belum tuntas,” ungkapnya.
Namsir Siregar juga mengungkapkan, prakarsa Pak Syahrul memberikan insentif atau tali asih kepada tokoh agama, yang sudah berlangsung sekitar sepuluh tahun, sangat membantu dan sekaligus dapat mempererat silaturahmi, demikian halnya intensif kepada tokoh adat, juga sangat membantu dalam hal memelihara adat istiadat di Desa.
“Atas berbagai program yang telah dihadirkan Pak Syahrul ditengah masyarakat, akan kami kenang selamanya,” katanya.
Namsir kemudian menyinggung kabar tentang Syahrul Pasaribu, mencalon DPR RI di Pemilu tahun 2024 mendatang yang diketahuinya dari pemberitaan media dan cerita warga sekitar.
“Kami dengar pak Syahrul mau mencalon DPR RI pada pemilu yang akan digelar Februari 2024 nanti. Kami sangat senang mendengarnya dan siap sepenuhnya mendukung bapak,” tegasnya.
Ia memandang, berbagai torehan prestasi yang diukir Syahrul Pasaribu, dalam kurun waktu 10 tahun kepemimpinannya di Tapsel, merupakan langkah yang tak boleh terhenti usai pensiun.
“Artinya, selama menjabat pak Syahrul terbukti sukses membangun Tapsel serta sangat dekat dengan rakyat. Ini harus berlanjut dan kami masih sangat membutuhkan karya bhakti bapak dalam pembangunan,” pintanya.
Ketua DPD Partai Golkar, H. Rahmat Nasution, yang memimpin kegiatan Safari Golkar Tapsel di Bukkas Malombu mengungkapkan, sependapat dengan penilaian yang dikemukakan warga.
“Di periode pak Syahrul memimpin, kita sama-sama lihat dan rasakan bagaimana daerah kita dibenahi hingga seperti sekarang ini,” katanya.
Berkat kerja keras Syahrul Pasaribu yang terus berpikir bagaimana agar Tapsel maju di semua sektor, kini hasilnya tak hanya dinikmati semua lapisan masyarakat, juga pemimpin setelahnya.
Di awal Syahrul memimpin (periode pertama) yaitu tahun 2010 , APBD Tapsel tergolong rendah karena pendapatan daerah hanya Rp517 miliar. Dengan kerja keras dan kepiawaiannya, meningkat hingga mendekati Rp1,5 triliun ditahun 2019, namun ditahun 2020 menurun akibat pandemi covid.
“Jadi boleh dikatakan, besaran APBD Tapsel hari ini, merupakan warisan beliau usai purna bhakti pada Februari 2021 lalu. Pemimpin berikutnya hanya tinggal meneruskan saja,” urai Rahmat.
Sehingga, lanjut dia, akan sangat tidak cerdas jika kemudian pemimpin setelah Syahrul tidak mampu mengelola kapasitas fiskal yang sudah memadai itu secara tepat guna, tepat waktu sekaligus tepat sasaran.
“Karena itu, kita sangat terkejut dan miris pada tahun 2022 kemarin dana yang seharusnya bisa melanjutkan pembangunan justru diparkirkan di rekening Pemkab Tapsel. Angkanya sangat fantastis mencapai Rp344 miliar lebih,” ujarnya.
Rahmat mengaku bingung apa yang mendasari Pemkab setempat, sehingga berbagai program yang dananya sudah tersedia, dan sudah diketok di lembaga DPRD untuk pembangunan Tapsel, tidak dikerjakan yang mengakibatkan serapan anggaran tahun 2022 menjadi yang paling rendah, selama 12 tahun yakni hanya sekitar 80 % , sehingga membengkaknya SiLPA.
“Bapak/ibu tahu apa itu SILPA? Uangnya sudah tersedia dan sudah disiapkan, serta programnya sudah disetujui DPRD, tapi tidak pandai menggunakannya, sehingga uangnya tidur dan menganggur di bank,” kata Rahmat ke warga yang minta penjelasan secara bahasa sederhana.
Ia juga menyinggung stunting atau kondisi gizi anak balita di Tapsel, yang sedang tidak baik-baik saja. Yakni menempati posisi tertinggi prevalansi stunting (gizi buruk) di Sumut, dari 33 kabupaten/kota, sehingga membuat malu karena diluar Tapsel sering diejek orang wilayah kita daerah KGB atau Kabupaten Gizi Buruk.
“Sering saya berpikir, kenapa Tapsel sekarang ini setelah ditinggal pak Syahrul (karena pensiun), terjadi degradasi prestasi. Semestinya, prestasi Tapsel paling tidak bisa dipertahankan, karena kemampuan keuangannya pun sejak tahun 2018 sudah sangat memadai”, ujarnya.
Rahmat pun mengajak masyarakat untuk bisa memetik pelajaran, dari perjalanan Tapsel dari kondisi kemarin, hari ini dan yang akan datang. Dengan bijak menilai perilaku, kemampuan dan rekam jejak seseorang.
“Maksud saya, kita sudah dapat melihat siapa sosok yang mencintai dan sungguh-sungguh membangun daerah dan sebaliknya,” katanya sembari mendorong warga cerdas menyikapinya.
Menanggapi ungkapan para tokoh masyarakat itu, Syahrul M. Pasaribu bercerita bagaimana dulu ia bersama Rahmat Nasution kala itu Ketua DPRD Tapsel memperjuangkan pembangunan Jalan Nasional Koridor Pantai Barat.
“Jalan Pantai Barat ini merupakan satu dari tiga koridor Jalan Nasional di Tabagsel, yang saya sampaikan kepada Menteri PUPR Bapak Djoko Kirmanto tahun 2012 selepas kami selesai meninjau pemindahan jalur Aek Latong Sipirok, dan bermohon agar dibangun koridor jalan Pantai Barat segment Simataniari-Aek Rambe -Batumundom, karena sangat strategis menghubungkan ke Mandailing Natal dan potensi ekonominya sangat baik. Syukur Alhamdulillah, akhirnya dikerjakan Kementerian PU dengan metode Multy Years Contrak (tahun jamak 2015 – 2018, selama tiga tahun). Sedangkan untuk koridor Simpang jembatan Trikora Batangtoru-Aek Rambe- Singkuang (Madina), dimohon kepada Menteri PUPR berikutnya yaitu Bapak Basuki Hadimuljono tahun 2017,” ujarnya.
Ketika ditahun 2017 itu, urai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Sumatera Utara tersebut, Menteri PUPR Basuki mendampingi Presiden RI Joko Widido kunjungi Ponpes Musthafawiyah Purba Baru.
“Selepas kunjungan di Ponpes Musthafawiyah Purba Baru, Mandailing Natal, lanjut pertemuan Presiden dengan para Ulama di Hotel Mega Permata, Kota Padang Sidempuan,” ceritanya.
Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono yang saat itu menunggui di lobby hotel dihampiri Syahrul. Di situ ia meminta tolong sekaligus menyampaikan surat permohonan pembangunannya ke Basuki.
“Alhamdulillah usulan itu kemudian ditampung di APBN melalui UU No.20 tahun 2019 tentang APBN 2020 tertanggal 18 Oktober 2019. Proses pembangunnya pun dimulai sejak Mei 2021 hingga kini,” pungkasnya.
Menanggapi ungkapan tokoh masyarakat tentang perhatiannya, dalam memberdayakan tokoh agama dan tokoh adat, Syahrul yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI Tapsel itu menjelaskan, bahwa prakarsa itu diambil agar kehidupan keagaman lebih baik, termasuk bidang kesehatan anak, dan kehidupan adat istiadat tetap terjaga, maka diberilah insentif atau tali asih kepada najir dan imam mesjid, guru mengaji (BTQ), guru pesantren, guru madrasyah, guru sekolah minggu (umat kristiani), P3N, bilal mayit termasuk Tutor Paud yang jumlah keseluruhannya sebanyak 4.297 orang.
Untuk mendukung kesehatan balita di desa, serta pensuksesan program KB (Keluarga Berencana) juga diberikan insentif kepada kader posyandu, PPKBD, Sub PPKBD dan Genre (Generasi Berencana) sebanyak 3.812 orang. Sedangkan untuk tokoh adat di Desa dan Kelurahan 1.312 orang.
“Singkatnya disaat Saya Purnabhakti Februari 2021, berbagai kelompok masyarakat yang turut mensukseskan program pemerintah yang diberi insentif sudah berjumlah 9.421orang, dan ketika itu hampir secara keseluruhan sudah peserta BPJS kesehatan, dan sebagiannya juga peserta BPJS Ketenagakerjaan, terangnya.
Demikian juga halnya untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa, dari para kaum ibu serta untuk lebih mempererat silaturahmi.
“Saya diberi mandat oleh Ketua BKMT Sumatera Utara ditahun 2011 untuk menghimpun majelis taklim yang tumbuh subur di desa-desa dengan mendirikan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tapanuli Selatan dan sudah terbentuk disemua Kecamatan dan setiap bulannya dilakukan pengajian akbar dimasing-masing kecamatan dan forum ini juga dimaksudkan untuk lebih mendekatkan para stakeholders dengan majelis taklim dan saat Saya pensiun sudah beranggotakan 26.000 orang.
Ditahun 2012, untuk lebih memberi nilai tambah terhadap peringatan hari-hari besar keagamaan, maka Syahrul memprakarsai dan mengajak MUI agar dilakukan safari maulid, safari isra mikraj dan safari Muharram (Tahun Baru Islam).
Mengakhiri sambutannya, Syahrul politisi senior Golkar itu mengatakan, apa yang telah diperbuatnya dengan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya, selama sepuluh tahun Bupati Tapsel, tentu belum sempurna secara keseluruhan dan tidak mungkin dapat memuaskan semua orang.
“Karena itu silahkan rakyat yang menilai, karena mereka yang menikmati,” katanya.
Diakhir safari ramadhan Golkar itu, Syahrul memberikan bagian zakat mal nya sebesar Rp15 juta kepada BKM masjid Nurul Iman dan bersama Rahmat dan Zulkarnaen Dalimunthe memberikan kain sholat kepada seluruh warga yang hadir.
Menteri PU Djoko Kirmanto Sampaikan Keterangan Pers Pemindahan Jalur Nasional Aek Latong
Menteri PU Djoko Kirmanto didampingi Syahrul Pasaribu (Bupati Tapsel ketika itu) memberi keterangan Pers tentang pemindahan jalur Jalan Nasional Aek Latong tanggal 20/6/2012 silam.
Berdiri paling kiri Basuki Hadimulyono ketika itu Irjen PU dan sejak tahun 2014 s/d sekarang Menteri PUPR dan dibelakangnya Arwin Siregar yang saat itu Kadis PU Tapsel dan saat ini Wakil Walikota P.Sidempuan.
Pada saat itulah Syahrul Pasaribu meminta pembangunan Jalan Nasional Koridor Pantai Barat mulai Simataniari- Aek Rambe-Batumundom dan dikerjakan 2015 s/d 2018 dan ditahun 2017 Syahrul Pasaribu meminta kepada Menteri PUPR Basuki Hadimulyono lanjutan pembangunan dari Simpang Jembatan Trikora/Batangtoru-Aek Rambe -Singkuang (Madina) dan ditampung di APBN 2020 dengan cara MYC (tahun jamak) proses pembangunan dimulai tahun 2021 sampai sekarang. (*)
Reporter: Amran Pohan
Editor: Maranatha Tobing