Renakta Poldasu Diduga Setengah Hati Tangani Kasus Penganiayaan di Gold Dragon

oleh
Markas Polda Sumatera Utara. (Oki Budiman/Posmetromedancom)

POSMETROMEDAN.com – Penyidik Subdit IV/Renakta, Ditreskrimum Polda Sumut diduga setengah hati menyelidiki kasus penganiayaan yang dilakukan sekelompok pemuda terhadap pengunjung Gold Dragon di Jalan Putri Merak Jingga, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.

Meski sudah 2 kali panggilan sebagai saksi tidak digubris, namun Polda Sumut tidak mau melakukan pemanggilan paksa terhadap pihak Gold Dragon.

Kasubdit Renakta Ditreskrimum Poldasu, Kompol Feriana Gultom dikonfirmasi soal kasus penganiayaan itu beralasan, pihak Golden Dragon tidak datang.

“Kita sudah layangkan surat panggilan 2 kali, tapi pihak Gold Dragon tidak mau datang. Yah kita tunggulah,” jelas Feriana, kepada wartawan, Rabu (7/6).

Sebelumnya, Kompol Feriana ketika dikonfirmasi selalu mengatakan masih menunggu kehadiran pihak manajemen hiburan malam tersebut.

Ketika disebut ada wewenang penyidik Polri untuk menjemput paksa yang diatur undang-undang, Feriana hanya beralasan menunggu kedatangan pihak Gol Dragon.

BACA JUGA..  Polrestabes Medan Tembak 6 Begundal

Farid dan Fredrico Emmanuel Simanjuntak selaku korban mengatakan, penganiayaan terjadi pada Minggu 19 Februari 2023 pukul 02.00 WIB, telah dilaporkan pada Senin 20 Februari dengan bukti  laporan polisi nomor : LP/B/206/II/2023/SPKT/Polda Sumut tanggal 20 Februari 2023.

Akibat penganiayaan itu, Farid harus mendapat perawatan intensif di RS Mitra Medika Premier karena kepalanya luka dan beberapa bagian tubuhnya lebam-lebam.

Kata korban, awalnya ia bermaksud ke kamar mandi Gold Dragon, namun saat itu para pelaku sudah di dalam sehingga korban harus menunggu.

Karena para pelaku asyik ngobrol-ngobrol di kamar mandi tidak mau keluar sehingga korban bilang “Masih lama Ko, saya mau buang air kecil,” terang korban menirukan suara saat itu.

BACA JUGA..  Ngeriii...!!! Kaki dan Tangan Putus, Usus Terburai, Mak Roy Ngambang di Sei Bilah

“Di kamar mandi banyak mereka jadi tidak bisa buang air kecil sehingga saya menunggu. Namun karena mereka asyik ngobrol dan tidak keluar, lalu saya bilang, masih lama ko, saya mau buang air kecil. Namun, mereka emosi dan memukuli saya,” aku Farid.

Setelah menganiaya Farid, para pelaku keluar dari kamar mandi. Kemudian Farid mendatangi dan memberi tahukan kepada teman-temannya yang duduk di dalam tempat hiburan malam itu kalau dirinya dikeroyok di kamar mandi.

“Terus kami menjumpai para pelaku di kamar mandi mempertanyakan alasan  pemukulan. Namun, para pelaku kembali memukuli Farid. Ada 1 orang yang menarik tangan Farid ke belakang agar tidak bisa ngapa-ngapain dan beberapa orang lagi memukuli Farid berulang kali. Setelah Farid tidak berdaya, para pelaku keluar,” timpal Fredrico Emmanuel Simanjuntak.

BACA JUGA..  Oknum Guru di Madina Sodomi Pemuda di Sekolah

Kemudian, sambung Emmanuel, mereka meminta kepada pihak Gold Dragon untuk membuka CCTV dan jelas terjadi pemukulan.

“Dalam rekaman CCTV jelas mereka memukuli Farid dan tidak ada perlawanan,” ujarnya.

Fredrico Emmanuel Simanjuntak mengaku,  langsung membuat pengaduan ke Polda Sumut, sementara Farid opname di rumah sakit.

Menurut dia, setelah melaporkan kasus itu pihak Polda Sumut sudah ke TKP dan menyita CCTV.

Farid dan Fredrico Emmanuel Simanjuntak mengaku heran laporan mereka sudah 4 bulan berlalu, namun tidak ada tindakan dari Polda Sumut. (*)

Reporter: Oki Budiman
Editor: Maranatha Tobing