PosmetroMedan.com-Satwa langka berupa burung paruh katak (Podargidae) ditemukan di Pulau Curiak.
Pulau ini menjadi Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah Sutarto Hadi di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Satwa tersebut ditemukan oleh Peneliti Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
”Burung unik dan langka ini bertengger di dahan pohon putat (Planchonia valida) bersama induk betina dan anaknya yang cukup besar,” kata pengelola Stasiun Riset Bekantan Amalia Rezeki seperti dilansir dari Antara di Banjarmasin, Minggu (9/10).
Menurut dia, setelah lima tahun melakukan penelitian di kawasan stasiun riset, baru pertama kali melihat burung paruh katak yang berwarna bulu cokelat atau keabu-abuan supaya tidak mudah terlihat pemangsa.
”Sebelumnya saya pernah melihat di kebun binatang di Australia, tapi ukurannya lebih besar,” ungkap Amalia Rezeki.
Berdasar hasil observasi secara morfologi, kata Amalia Rezeki, spesies burung Batrachostomus mixtus.
Menurut literatur, burung yang populer dengan istilah frogmouth tergolong hewan nokturnal atau beraktivitas malam hari dan bersifat endemik di Kalimantan yang hidup di dataran hutan rendah, salah satunya hutan bakau.
Dia menyebut sebagian besar burung pemakan serangga sering beraktivitas pada siang hari (diurnal).
Sedangkan burung pemakan serangga yang aktivitasnya malam hari jumlahnya hanya dua suku seperti burung cabak (Caprimulgidae) dan burung paruh katak.
Sementara Ferry F. Hoesain, praktisi Wildlfe Conservation dari Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia mengatakan, burung paruh katak masuk dalam daftar merah Lembaga Konservasi Internasional IUCN dengan status Near Threatened (hampir terancam punah) karena keberadaannya di alam liar terus terjadi penurunan populasi.
Ferry berharap keberadaan burung paruh katak di kawasan Stasiun Riset Bekantan dapat terjaga dengan baik mengingat burung endemik Kalimantan itu cukup langka.
Apalagi jurnal ilmiah tentang burung ini sangat minim sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang populasi serta perilaku burung tersebut untuk mendukung upaya pelestarian.
Dia mengakui pula kerusakan habitat jadi penyebab utama penurunan populasi burung paruh katak sehingga semakin sulit dijumpai.
Diperlukan upaya pemerintah untuk melindungi burung langka dan endemik agar terhindar dari kepunahan.
”Peran masyarakat juga diharapkan dapat menjaga kelangsungan hidup burung ini agar generasi selanjutnya dapat melihat dan menikmati keunikannya di alam liar,” ujar Ferry.(*)
- SUMBER: Antara
- EDITOR: Ali Amrizal