TOBA SAMOSIR- Destinasi wisata Danau Toba ditargetkan mampu sumbang devisa hingga Rp14 triliun pada 2020. Target tersebut dapat tercapai karena Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas yang sedang didorong perkembangannya oleh Pemerintah.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, setelah Rapat terbatas pada Senin 15 Juli 2019 lalu di Kantor Presiden, Jakarta, Pemerintah menggelontorkan angaran tambahan sebesar Rp6,4 triliun yang dibagi keempat destinasi super prioritas ke beberapa Kementerian/Lembaga pada 2020.
“Bila dirata-rata masing-masing destinasi mendapat Rp1,6 triliun. Namun Danau Toba diharapkan bisa lebih besar atau mendapat Rp2 triliun karena luas wilayahnya juga besar. Dengan investasi itu Danau Toba ditargetkan menghasilkan 1 juta wisman atau devisa 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mencapai Rp14 triliun,” kata Menpar Arief Yahya, saat mengunjungi The Caldera Toba Nomadic Escape di Toba Samosir, Sumatera Utara, Kamis (18/7/2019).
Menpar Arief juga menjelaskan, nilai investasi Rp2 triliun itu dianggap tidak seberapa bila dibandingkan dengan devisa yang mencapai Rp14 triliun pada 2020. Namun, Menpar tetap optimistis target tersebut akan tercapai.
Optimisme itu muncul saat Bandara Silangit yang tumbuh signifikan pada 2016-2017 mencapai 300 persen. Angkanya dari 90 ribu tumbuh menjadi 280 ribu penumpang.
“Dulu siapa yang mau mendarat di Silangit. Terbukti pada 2018 jumlahnya mencapai 480 ribu penumpang,” kata Menpar.
Untuk mewujudkan target itu semua, lanjut Arief Yahya, Pemerintah mendorong unsur Atraksi, Akses, dan Amenitas di Danau Toba agar berstandar internasional.
“Target 1 juta wisatawan itu bisa tercapai bila semuanya sudah berstandar internasional,” katanya.
Dari sisi atraksi, salah satu danau vulkanik terbesar di dunia itu ditargetkan akan mendapat pengakuan internasional dari Unesco Global Geopark tahun ini.
Sementara dari sisi Akses, infrastruktur bandara Silangit sudah siap menjadi bandara internasional. Untuk jalur darat, jalan tol dari Kualanamu-Tebing Tinggi diharapkan berlanjut hingga Parapat.
“Jalan outer ring road di sekitar Samosir dan sekitar Danau Toba juga sudah confirm, ada juga 4 pelabuhan semua confirm. Sementara untuk Amenitas sudah ada proyeksi investasi sebesar Rp6 triliun dari 7 investor,” kata Menpar Arief.
Berkelas Dunia
Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas yang akan menjadi Bali Baru. Pembangunan infrastruktur di Danau Toba hingga kini masih terus dilakukan.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan pembangunan fasilitas pendukung pariwisata kawasan sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, dari unsur atraksi, aksesibilitas, dan amenitas berjalan sesuai yang direncanakan.
Menpar Arief Yahya di Toba Samosir, Jumat (19/7/2019) sangat mengapresiasi pengembangan amenitas di sekitar danau vulkanik terbesar itu. Pada kesempatan itu Menpar meninjau pembangunan hotel bintang 4 Labresa dengan kapasitas 120 kamar berdiri di atas lahan seluas 6 hektare dengan pemandangan langsung ke arah Danau Toba.
Total investasi Hotel Labresa mencapai Rp530 miliar dan saat ini progress pembangunannya mencapai 58 persen, direncanakan pembangunan akan selesai pada akhir November 2019.
“Saya menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi di Ratas 15 Juli 2019, untuk melakukan percepatan di destinasi super prioritas, dan salah satunya Danau Toba. Saya harus pastikan semuanya running on the track,” kata Arief Yahya.
Menpar juga menyempatkan diri untuk meninjau dan meresmikan toko oleh-oleh sekaligus rest area di Balige yaitu Batikta.
“Saya Berharap Batikta bisa menjadi wadah awal bagi tumbuh kembangnya ekonomi kreatif di Balige maupun Danau Toba, merangkul, serta menampung hasil pengrajin Batak lainnya,” kata Menpar.
Sebelumnya, Menpar juga mengunjungi homestay yang ada di Desa Sigapiton Kabupaten Toba Samosir yang sedang dibina menjadi Desa wisata.
Kepada masyarakat Sigapiton, Menpar Arief Yahya berjanji untuk menjadikan kampung ini sebagai Desa Wisata. Karena itu, dia meminta kepada BOPDT untuk menjadi “bapak asuh” untuk melatih hospitality, mengurus homestay, menjaga kebersihan dan menata lingkungan, serta membuat dan menyajikan kuliner berstandar pariwisata.
“Saya menugaskan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, untuk melakukan bimbingan teknis langsung ke masyarakat yang materinya 70 praktik dan 30 persen teori, bagaimana menata interior yang bagus, baik homestay maupun restoran,” kata Menpar.
Kedua, ibu-ibu diarahkan untuk diajari tata boga, kuliner, hingga menata makanan agar menarik. Ketiga, manajemen kamar, homestay, agar ditata dengan rapi dan satu manajemen.
Menpar juga meminta agar segera menunjuk satu anak muda, yang paham digital, untuk bisa menggunakan teknologi bagi reservasi maupun pembayaran. Tenaga muda kreatif itu juga diperlukan untuk mengoperasikan sistem pemesanan kamar dan cara pembayaran yang memudahkan traveler untuk memesan sampai membayarnya secara digital.
“Itu agar nanti anak muda itu menjadi semacam Resort Manager. Dan bapak ibu harus patuh pada manajemen,” katanya.
Tenaga muda kreatif itu bisa saja lulusan Poltekpar Medan, atau dari mana saja, yang memahami hospitality dan sifatnya membantu. Dia dipekerjakan oleh BOPDT, hanya untuk mengurus manajemen amenitas di kawasan Danau Toba.
“Khusus untuk pelatihan penataan kamar, kuliner dan penyajiannya, nanti Hotel Inna Parapat diharapkan untuk membantu menularkan ilmunya,” tutur Menpar. (ines)