SIANTAR | MU – Teror ‘Hantu Kolor’ di era tahun 90-an, kembali merebak Kota Siantar. Gadis Nias yang bermukim di kawasan Jalan Narumonda, Tomuan, Siantar Timur, menjadi target perdana.
Marni (23) -nama samaran- bercerita kepada posmetromedan.com bagaimana kemunculan ‘Hantu Kolor’ di kamar tidurnya . “Ngeri kali Bang…,” ungkap Marni dengan ekspresi wajah ketakutan.
Malam itu, Marni tertidur pulas di kamarnya. Bagitu juga adik perempuannya, sebut saja Mirna (20), juga sudah tertidur lelap di kamar sebelah. Begitu dini hari antara pukul 02.00 – 03.00 WIB, Marni dibuat terjaga. Pasalnya, pintu rumah bahagian depan, terdengar ada yang mencungkil. Marni semula mengira itu adiknya. Tapi karena masih merasa kantuk yang berat, Marni tak langsung bangkit untuk memastikan.
“Aku berfikir adik yang buka pintu rumah. Makanya aku gak cepat-cepat bangkit,” kenang Marni.
Sesaat kemudian, suara berisik itu hilang. Tapi Marni makin tak tenang. Soalnya, justru giliran pintu kamar tidur Marni terdengar dicungkil. Marni pun sontak penasaran dan berucap. “Kamu itu dik?”. Tak ada jawaban, daun pintu kamar Marni malah ada yang membuka secara paksa. “Kreereeek….kekek….keeek.” Benak Marni pun curiga ada yang tak beres. Benar saja. Begitu membuka mata, Marni melihat sesosok pria bertubuh pendek kurus berambut botak berdiri di samping ranjangnya dalam keadaan bugil. “Dia bawa obeng mau menyerangku,” cerita Marni berlanjut.
Tak mau pasrah, Marni pun memilih menyerang lebih dulu menggunakan besi panjang sambil teriak minta tolong. Untungnya, reaksi Marni membuat pria itu takut dan memilih kabur. Sesaat kemudian, jiran tetangga terbangun dan ramai mendatangi kos-kosan Marni.
Warga coba menyisir sekitar areal kampung. Tapi, pria misterius itu tak meninggalkan jejak. Sementara di dekat kamar Marni, warga menemukan kolor berwarna abu-abu yang tertinggal. “Cuma kolor yang ditemukan,” ucap Marni meyakini bahwa pria itu datang memang tak mengenakan pakaian. Hanya kolor doang. Keyakinan Marni itu tak bisa dibantah, sebab saat kabur pria tak dikenal itu tak membawa apa pun.
Peristiwa Senin (15/07/2018) itu menurut Marni, sudah dilaporkan ke polisi. Begitu pun, demi keselamatan jiwanya, Marni dan adiknya memilih pindah dari kampung itu. “Kami pindah lah nanti bang. Takut kami,” tutur Marni Selasa pagi. Hingga berita ini diterima, pelaku belum berhasil teridentifikasi. (Paris Telaumbanua)