POSMETRO MEDAN – Sekolah harusnya jadi tempat menuai ilmu , bukannya mendulang uang. Tapi tidak demikian halnya di SMPN 1 Pantai Cermin. Disini baju batik dan olahraga jad ajang bisnis, hingga orangtua siswa tercekik.
Seperti halnya yang dilakukan kepala sekolah SMP negeri 1 Pantai Cermin diduga berbisnis kepada siswa. Rabu(1/8)
Sahara Ardani diduga berbisnis pada siswa dengan menjual seragam batik dan kaos olahraga dengan harga Rp 450.000,-/siswa.
Saat diwawancarai oleh wartawan, para siswa mengaku membayar Rp 450.000/orang
“Iya pak kami membayar seragam batik dan kaos olahraga sebesar Rp 450.000,-/siswa” ucap para siswa baru,”kata siswa.
Namun kepala sekolah saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp dengan jawaban bertele tele dan jawaban yang ngelantur bahkan mengajak wartawan untuk ketemuan dengan dirinya.
“Sepatu Abang itu warna coklatnya, mohon bertemu, tadi Abang yang datang ke sekolah, kata wakil ku orangnya ganteng buk”jawab kepsek.
Menanggapi hal tersebut ketua DPD WGAB SUMUT (Wadah Generasi Anak Bangsa) Gerson Siringoringo sampaikan dimasa masa pemulihan ekonomi setelah negara dilanda pandemi covid koq tega teganya kepsek menjual harga baju batik dan kaos olahraga Rp 420.000,-/siswa, mungkin baginya duit segitu gampang tapi bagi yang ekonomi lemah? buat makan aja sudah syukur.
“Sepanjang sejarah di Sergai ini harga termahal dan sudah tidak wajar, kami minta agar kepala dinas pendidikan kabupaten Serdang Bedagai mengkaji ulang tentang harga dinas di sekolah SMP negeri 1 Pantai Cermin agar harga distabilkan dan juga sekolah dilarang ber bisnis,” kata Gerson.
Sambung Gerson lagi, kalau hal ini berlarut dan tidak segera ditindaklanjuti pihak dinas pendidikan maka kami dan lembaga WGAB minta Polres Sergai dan tim saber pungli periksa kepala sekolah dan rekan kerja sama penyedia baju batik dan kaos olahraga tersebut” ujar gerson. (Dippan)