Cegah Stunting, Ibu-ibu CATIN Diingatkan Pintar Masak

oleh
Seminar GEMAR CETING berlansung di Aula Kantor Kecamatan Padang Tualang Langkat, Sumut, Selasa (20/8/24) dihadiri pasangan calon pengantin. (POSMETRO)

POSMETROMEDAN.com- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Washliyah Kota Binjai tergabung dalam Posko 04 melaksanakan seminar GEMAR CETING (Gerakan Pembinaan Catin Remaja Cegah Stunting.

Seminar ini berkolaborasi dengan Pemerintah Kecamatan Padang Tualang, Puskesmas Tanjung Selamat, dan Mahasiswa KKN UINSU.

Berlansung di Aula Kantor Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat, Sumut, Selasa 20 Agustus 2024, dihadiri pasangan calon pengantin.

Memperkuat materi yang disampaikan, mahasiswa KKN Posko 04 mengundang narasumber, yaitu:

  • Staf Seksi Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Langkat, Maulida Hanim
  • Wakil Ketua BPC HIPMI Langkat, Fahmi Wiranda, dan
  • Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Padang Tualang, Muhammad Khalid.

Seminar bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya bagi para calon pengantin (catin) yang nantinya akan menjadi orang tua, mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini.

Target Penurunan Stunting 14% di 2024

Adinda Syahputra, ketua kelompok KKN Posko 04 STIT Al-Washliyah Kota Binjai, menyatakan pemerintah pusat hingga daerah bersama berkolaborasi mencegah stunting.

“Pencegahan Stunting merupakan kegiatan yang sedang digalakkan di seluruh Indonesia,” ucapnya.

Hal ini tentu karena didasari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa angka stunting pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%.

Sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada tahun 2024. Dan hal ini lah yang menjadi dasar digalakkannya pencegahan Stunting.

BACA JUGA..  Pemkab Tapteng Sampaikan Ranperda Perubahan APBD TA 2024 Kepada DPRD

Stunting Akibat Kekurangan Gizi Terus Menerus

Perwakilan Dinkes Langkat, Maulida Hanim menjelaskan stunting bukanlah hal baru. Stunting adalah gagal tumbuh pada balita yang ditandai dengan tubuh yang pendek. Ini akibat kekurangan nutrisi secara terus menerus.

“Kita tahu tumbuh kembang anak balita sangat pesat di umur 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Yaitu mulai umur nol (sejak dalam kandungan) sampai usia anak umur 2 tahun. Di usia inilah otak anak berkembang pesat. Ini yang ingin kita kejar,” jelasnya.

Maka, lanjut Maulida, bicara penanganan stunting, tidak sebatas meninggikan tubuh balita yang pendek, atau sekedar menggemukkan balita yang kurus.

“Kita mau kejar kecerdasan otak nya,” ujar penulis cerpen dan buku berjudul “Miracle Of Love” yang segera terbit itu. Tulisan berupa atikel yang bisa di baca di @mol-office.com.

“Sehingga kita berharap, walaupun nantinya anak balita yang stunting ini terlambat pertumbuhan badannya, namun tetap sehat dan cerdas,” tegasnya.

Sehingga selama kecilnya, Balita tidak menyusahkan orang tua karena sering sakit. Dan ketika di sekolah tidak menyusahkan gurunya, karena susah diajarin.

“Dan dihari tuanya tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya,” kata Maulida.

BACA JUGA..  Bupati dan Wabup Sergai Serahkan Medali Pemenang Balap Sepeda ITT

Rencana Pemerintah Menambahkan 2000HPK

Untuk itu, kata Maulida, sekarang ini sudah mulai ada rencana pemerintah untuk menambah 1000HPK menjadi 2000HPK.

Artinya sampai usia anak 5 tahun, masih di pantau dan kejar terus pertumbuhan dan perkembangannya dengan nutrisi yang baik.

“Kepada ibu-ibu calon pengantin (catin), untuk pencegahan stunting, saya harapkan harus pinter masak ya. Karena stunting tidak terjadi dengan tiba-tiba,” pesannya.

Lebih jauh Maulida menjelaskan, biasanya terjadi saat usia 6 bulan ke atas, dimana pada umur 6 bulan ke atas ASI hanya mencukupi 70% dari kebutuhan gizi balita, sedangkan 30% nya harus ditambah dari makanan pendamping ASI.

“Nah, dalam penyediaan makanan tambahan inilah ibu-ibu harus pinter-pinter berkreasi, gimana caranya agar anak mau makan produk olahan panganan lokal, sehingga tidak terjadi kekurangan gizi terus menerus yang mengakibatkan stunting,” terangnya.

Kekurangan Kasih Sayang Penyebab Stunting

Tambahnya lagi, kita harus pastikan bahwa anak stunting yang ada sekarang ini hanyalah kekurangan nutrisi, tidak kekurangan cinta dan kasih sayang orang tua.

“Karena kekurangan cinta dan kasih sayang sama dengan kekurangan makanan dan lauk pauknya,” ungkapnya.

“Bahkan, gejala dan tanda tubuhnya pun sama (dapat menyebabkan stunting),” jelas Maulida yang juga seorang trainer hypnotherapy dan pemberdayaan diri berbasis cinta yang dikenal dengan “miracle of love”.

BACA JUGA..  Ini Strategi BISA Menangkan Pilkada Langkat

Jadi, tegas Maulida, dalam penanganan stunting harus sesuai penyebabnya. Sehingga tepat sasaran.

Wakil Ketua HIPMI Langkat menyampaikan bahwa mindset anak muda zaman sekarang harus diubah, yang setelah selesai kuliah mau cari kerja harus diubah, setelah kuliah harus membuka lapangan kerja.

“Dan seorang wirausaha harus mampu melihat peluang-peluang yang ada, seperti pencegahan Stunting ini dapat menjadi peluang dalam berwirausaha,” ujarnya.

“Seperti memanfaatkan produk lokal sebagai makanan pencegah stunting oleh UMKM lokal,” sambung Dirut PT Wiranda Nawasena Group itu.

Sebelumnya, Camat Padang Tualang, Muhammad Izwanda mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang hadir.

“Terimakasih kepada Bapak/Ibu calon pengantin yang telah hadir disini, Wakil Ketua HIPMI Langkat serta pihak-pihak yang turut serta mensukseskan seminar GEMAR CETING ini,” tutur Izwanda didampingi Sekcam Padang Tualang, Riswanto.

“Kegiatan pembinaan ini akan kami lakukan per tiga bulan sekali sebagai komitmen Pemerintah Kecamatan Padang Tualang yang hari ini sedang gencar sekali menekan angka Stunting,” lanjut Camat.

Turut hadir Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) STIT Al-Washliyah Kota Binjai, Abdul Rahim MPd.(*)
Editor: Riyan