POSMETROMEDAN.com- Due ekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina bernama Ambar dan Beru Situtung hidup bebas setelah dikembalikan ke habitat aslinya alam liar di hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Rabu (6/3/2024).
Pelepasliaran dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut dan Polda Sumut, di Pangkalan TNI AU Lanud Soewondo Medan.
Giat ini salah satu bentuk upaya penyelamatan satwa liar dari konflik satwa dan manusia yang telah melalui proses realisasi untuk mengembalikan ke habitat aslinya di TNGL.
Dirjen KSDA Prof Setyawan Pudyatmoko menjelaskan pelepasliaran Harimau Sumatera ini menggunakan tiga Helikopter dari TNI AU dan Polda Sumut.
Harimau Sumatera bernama Ambar adalah harimau betina berusia perkiraan 5 sampai 6 tahun.
Ambar merupakan satu individu harimau yang di tangkap oleh BKSDA Sumut pada tanggal 21 Desember 2022 menggunakan kandang pasang yang berasal dari Dusun Aras Napal Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
Sementara Harimau Sumatera bernama “Beru Situtung” juga harimau betina dengan perkiraan umur 3 sampai 4 tahun yang di selamatkan di kawasan hutan lindung sungai tengah Aceh Selatan.
“Lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera yaitu di hutan TNGL yang jauh dari aktivitas masyarakat dan keasrian hutan yang masih terjaga,” sebut Prof Setyawan.
“Ditambah lagi banyaknya mangsa buruan seperti rusa dan babi hutan,” tambahnya.
Giat ini dihadir Menteri LHK RI Siti Nurbaya, Mr Goldsmith, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama KLHK, Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi , Pangdam l/BB Mayjen TNI Mochammad Hasan, BKSDA Sumut, Komandan Lanud Soewondo Kolonel Pnb Ucok Enrico Hutadjulu, Kapolres Langkat AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang.
Sekdakab Langkat Amril juga turut hadir menyaksikan pelepasliaran hewan pemangsa itu.
Menteri LHK, Siti Nurbaya mengpresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan pelepasliaran Harimau Sumatera ke habitat aslinya di TNGL.
“Ini juga mengantisipasi kepunahan dari satwa tersebut,” ucapnya.
Kegiatan ini, terangnya, upaya mencegah kehilangan keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan untuk memperkuat kondisi sosial budaya dan ekonomi.
Juga salah satu program untuk melakukan upaya-upaya konservasi baik ekosistem maupun spesiesnya guna mencegah kehilangan keanekaragaman hayati.
“Keanekaragaman hayati adalah modalitas yang berguna untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia,” terang Siti Nurbaya.(*)
Reporter: MA Santoso
Editor: Maranatha Tobing