Saat MotoGP 2019 mulai berjalan monoton lantaran performa Marc Marquez terlalu dominan, muncul harapan baru bernama Fabio Quartararo di musim ini.
Nama Quartararo tidak terlalu mencolok saat naik kelas ke MotoGP. Ia hanya ada di urutan kesepuluh di Moto2 2019. Nama Francesco ‘Pecco’ Bagnaia yang lebih mendapat sorotan karena berstatus sebagai juara dunia Moto2.
Namun begitu musim dimulai, Quartararo mulai mencuri perhatian sebagai pebalap yang layak mendapat sorotan lebih.
Di MotoGP Qatar, Quartararo berhasil memulai balapan di posisi kelima. Namun lantaran motor miliknya gagal menyala saat pemanasan, Quartararo harus start dari posisi terakhir.
Penampilan Quartararo sendiri mulai mencuri perhatian saat ia secara mengejutkan mampu jadi pebalap tercepat di sesi kualifikasi MotoGP Spanyol.
Namun masalah girboks membuat Quartararo gagal finis dan harus menghentikan balapan setelah 13 lap.
Quartararo kembali menunjukkan tajinya di MotoGP Italia. Ia bersaing ketat dengan Marquez dan berhasil duduk di posisi start kedua. Meski demikian, Quartararo hanya finis di posisi ke-10, lebih buruk dibandingkan hasil finis di seri Prancis sebelumnya saat ia finis di posisi kedelapan [start dari posisi ke-10].
Pebalap asal Prancis itu baru benar-benar bisa memaksimalkan posisi start bagus dengan hasil gemilang di dua seri beruntun, MotoGP Catalunya dan MotoGP Belanda.
Di dua seri tersebut, Quartararo selalu jadi pebalap tercepat di sesi kualifikasi dan berhak start dari posisi terdepan.
Di MotoGP Catalonia, Quartararo mampu finis di posisi kedua. Sementara di Belanda, Quartararo kembali ke naik podium setelah finis di posisi ketiga.
Pada MotoGP Jerman, Quartararo kembali jadi pesaing utama Marquez di kualifikasi. Sayangnya, Quartararo kembali membuat kesalahan di awal lomba dan gagal finis.
Dalam enam seri terakhir, Quartararo tiga kali meraih pole position dan dua kali start dari posisi kedua. Catatan tersebut merupakan catatan yang sangat impresif untuk pebalap rookie yang juga membela tim satelit.
Kembali Jadi Rising Star
Saat masih 14 tahun, Quartararo sempat dibandingkan dengan Marquez sebagai calon bintang baru di ajang balap motor. Ketika itu Quartararo mampu menjadi juara Moto3 Spanyol dua musim beruntun.
Namun kemudian karier Quartararo tak mulus lantaran tak pernah meraih kemenangan di kelas Moto3. Hal itu tak menghalangi niat Quartararo untuk pindah ke kelas Moto2.
Di Moto2, Quartararo juga tak bisa tampil menggigit. Tetapi pada akhirnya Yamaha Petronas tetap melihat bakat besar dalam diri Quartararo. Ia akhirnya jadi rekan duet Franco Morbidelli.
“Quartararo masih muda, 19 tahun, dan bakal jadi pebalap rookie, namun dia sangat bertalenta.”
“Dia kehilangan jalan selama 1-2 musim, namun dia kembali menunjukkan potensi tahun ini dan saya yakin dia bisa jadi salah satu pebalap yang sangat hebat di masa depan,” ucap bos Yamaha Lin Jarvis saat mengumumkan perekrutan Quartararo pertengahan 2018 dikutip dari Motorsport.
Intuisi Jarvis terbukti tepat dan Quartararo hanya butuh setengah musim untuk membuktikan ia pebalap berbakat jika didukung motor yang cukup kompetitif.
Pengakuan akan kehebatan Quartararo pun muncul dari Marquez. Baby Alien mengakui kehebatan dan potensi Quartararo.
Sensasi MotoGP 2019 Bernama Fabio Quartararo (Tahan)Fabio Quartararo beberapa kali kehilangan poin saat ia punya kesempatan start dari depan. (Tobias SCHWARZ / AFP)
“Dia adalah kejutan besar untuk MotoGP dan mungkin kejutan yang tak menyenangkan untuk rival-rivalnya.”
“Saya tahu Quartararo, dan dia sadar semua pebalap berbeda. Sejak ia tiba di MotoGP, dia terus berkembang dan dia juga mampu mengatasi tekanan dengan baik,” tutur Marquez seperti dikutip dari Crash.
Sejak Marquez mengejutkan MotoGP dengan langsung jadi juara dunia di musim 2013, belum ada lagi rookie yang tampil mengesankan dan jadi sorotan utama. Johann Zarco sempat melejit di musim balap 2017, namun pencapaian Quartararo di musim ini plus usianya yang masih 20 tahun membuat ia mendapat sorotan lebih kuat.
Quartararo layak disebut sebagai rookie terbaik di MotoGP musim ini setelah kemunculan Marquez di musim 2013. Bila Quartararo mampu tampil konsisten, maka ia hanya tinggal tunggu waktu mendapat kontrak tim pabrikan dan bersaing dengan konsisten melawan Marquez di garis depan pada tiap seri balapan.(cnn)